Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tak Membaca, Maka Tak Tahu dan Jangan Sok Tahu

19 Januari 2021   18:17 Diperbarui: 19 Januari 2021   18:24 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berikutnya, di dalam proses membaca dalam arti-arti khusus tersebut, akan melibatkan aspek sensoris, urutan, perseptual, pikiran, asosiasi, pengalaman, pembelajaran, gagasan dan sikap.

Karenanya orang-orang yang dianugerahi kelebihan adanya indera keenam, maka akan mampu membaca keadaan, situasi, kondisi, peristiwa yang belum dan sudah terjadi, hingga membaca masa depan dengan kemampuan intuisinya, yaitu daya atau kemampuan mengetahui atau memahami sesuatu tanpa dipikirkan atau dipelajari atau bisikan hati atau gerak hati.

Bagi orang-orang yang tak memiliki kelebihan intuisi, maka untuk memahami sesuatu wajib melalui proses membaca mulai dari sensoris, urutan, perseptual, pikiran, asosiasi, pengalaman, pembelajaran, gagasan dan sikap yang akan membantu meningkatkan kecerdasan itelektual, sosial, emosional, analitis, kreatif, imajinatif, dan inovatif.

Sehingga mampu memahami apa yang tersurat dan tersirat dari hasil membaca secara umum maupun khusus.

Orang-orang pun dalam kehidupan nyata kini wajib mampu membaca situasi, membaca keadaan, membaca suasana, membaca siapa kawan dan lawan, membaca arah tujuan dan sasaran, membaca kemungkinan dan lain sebagainya, sehingga mampu membaca diri sendiri, membaca orang lain, lingkungan, tempat bekerja, tempat menyalurkan hobi, tempat nongkrong dan bermain hingga situasi dan kondisi bangsa dan negara.

Semisal, seorang guru sebagai ujung tombak kecerdasan dan kemajuan bangsa dan negara,  wajib mumpuni dalam membaca dirinya, muridnya, hingga materi pelajaran dan hasil pendidikannya karena mampu mengukur SWOTdirinya, muridmya, materi ajarnya, strategi belajarnya, lingkungannya, situasinya, kondisinya dan lain-lain, sebab telah membaca hingga mampu menganalisis SWOT, yaitu tindakan menelaah aspek-aspek berupa Strengths (Kekuatan), Weaknesses (Kelemahan), Opportunities (Peluang), dan Threats (Ancaman) di semua lini proses pembelajaran dan pendidikannya.

Hal ini juga berlaku kepada semua orang yang bekerja di bidang lain sesuai keahliannya. Sehingga, betapa indahnya bila di negeri ini, semua masyarakat mampu membaca dunia beserta isinya, bukan hanya sekadar membaca yang disuka.

Bagaimana seorang arsitek akan sukses bila tak membaca perkembangan zaman? Bagaimana seorang olah ragawan dan pelatih olah raga akan berprestasi bila tak membaca diri dan membaca lawan.

Bagaimana seorang siswa/mahasiswa akan lulus berkualitas bila tak membaca mata pelajaran dan mata kuliah hingga mendapat ijazah formalitas?

Bagaimana seorang pemimpin akan sukses bila tak membaca rakyat, membaca lawan politiknya, membaca siapa yang mendukung dan sebaginya?

Apapun peran, tugas, pekerjaan seseorang, maka wajib terus membaca hal- hal yang terkait dengan pekerjaannya, apa kelemahan, kekuatan, peluang, dan ancaman demi sukses dan berhasil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun