Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kok, Cuma Baca Judul?

25 Oktober 2020   21:11 Diperbarui: 25 Oktober 2020   21:16 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kadang saya tertawa saat menerima masukan seperti itu. Tapi, memang, sangat sering saya menemukan individu di berbagai grup wa yang saya ada di dalamnya. Dan sedihnya, grup wa itu, grup yang terdiri dari orang-orang terdidik.

Saat saya melihat artikel yang saya tulis di media massa, baik dalam bentuk link dari media online maupun foto artikel dari  media cetak tayang, saya langsung membagikan di grup-grup wa atau rekan/sahabat/teman/saudara dll. Mengapa saya bagikan? 

Saya merasakan, isi artikel yang saya tulis memang wajib kita pahami sebagai masyarakat Indonesia yang tiap hari lekat dengan apa yang ada dalam tulisan saya, sesuai kondisi aktual Indonesia. 

Minimal sebagai informasi dan bahan bacaan. Namun, apa.yang sering saya dapati setelah saya bagikan artikel yang saya tulis itu. Padahal artikel itu bukan hasil dari copypaste atau meneruskan dari orang atau grup lain.

Baru beberapa detik saya  bagikan, sudah langsung ada komentar atau respon. Dan, yang saya tahu, si komentator atau si perespon itu, cuma baca judul. Jadi komentar dan responnya malah jauh dari isi artikel atau malah tidak nyambung.

Tanpa disadari, si komentator atau si persepon ini, dengan sendirinya tidak menyadari sedang "menelanjangi" dirinya sendiri di hadapan anggota grup yang lain. Mau unjuk gigi, tapi malah mempermalukan dirinya, karena maaf, "sok tahu".

Masa "cuma baca judul" lalu paham isi informasi dan dapat menilai dan memberikan kesimpulan dan alterntif solusi masalah?

Bagaimana bisa menjadi solutor masalah UU Cipta Kerja dan semua kebijakan DPR dan Pemerintah yang rakyat permasalahkan. 

Bagaimana bisa menjadi solutor untuk bidang pendidikan, budaya, olah raga, dll, bila masih terus asyik dengan dunianya, tak mau membuka diri dan menambah wawasan "dunia" minimal dengan membaca. Cuma tinggal baca, lho. Kok, cuma baca judul?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun