Pernah mendengar saran semacam ini? Dalam dunia pariwisata, sebuah destinasi wisata sejatinya lebih menarik dikunjungi sebelum terkenal. Selain masih sangat alami, pun tidak terlalu padat pengunjung. Belum lagi ada bonus: Anda tercatat dalam deretan wisatawan yang pertama kali ke sana. Awesome!Â
Destinasi wisata alam, misalnya, ketika masih sangat natural, tampil lebih memesona. Asli tanpa polesan apapun. Anda pun bebas menjelajahinya. Dan hebatnya, di beberapa destinasi wisata seperti pulau atau pantai, kadang seorang wisatawan bisa menikmati destinasi wisata itu sendirian. Bak pulau atau pantai pribadi saja!
Sungguh berbeda dengan sebuah destinasi wisata yang sudah tenar. Apalagi ketika sedang viral. Di sekitar Jabodetabek saja sudah ada beberapa contoh menarik. Sebut saja di antaranya, Kandang Gozila atau Taman Tebing Koja dan Telaga Biru Cisoka di Tangerang, Banten.
Masih di Tangerang, Telaga Biru Cisoka juga sempat viral di jagat medsos. Danau bekas tambang yang awalnya sepi mendadak melejit. Kawasan sekitar danau pun ramai dipadati pengunjung. Dalam suatu kunjungan ke sana, saya akhirnya mengurungkan niat awal memotret. Kawasan itu sudah seperti pantai Ancol di akhir pekan.
Pada bulan September 2019 lalu, pamor Negeri di Atas Awan Gunung Luhur kian meroket setelah sebuah videonya viral. Ribuan pengunjung pun membanjiri destinasi wisata ini. Semuanya berhasrat menjadi yang pertama. Dikutip dari Kompas, diperkirakan sekitar 30.000 wisatawan lokal mengunjunginya dalam satu hari kala itu.
Fenomena viral baru dikunjungi memang telah lama menjadi kebiasaan banyak wisatawan lokal. Status viral seolah menjadi alasan utama mengunjunginya. Padahal, banyak sekali destinasi wisata lain yang meskipun belum populer, tetapi justru lebih menarik dikunjungi. Dan so pasti, jauh lebih nyaman.
Setelah foto dan video dari destinasi wisata ini tersebar di jejaring medsos, padang rumput yang digadang-gadang mirip Selandia Baru itupun diserbu wisatawan. Kendaraan yang masuk pun menimbulkan kemacetan parah. Dan sedihnya, pengunjung yang datang meninggalkan sampah plastik di mana-mana.
Nasib yang sama juga dialami berbagai destinasi wisata yang pernah viral. Daya dukung yang terbatas, tetapi harus menerima terlalu banyak wisatawan yang datang di waktu bersamaan. Kenyamanan berwisata pun langsung merosot drastis.
Fenomena viral baru dikunjungi memang tidak berlaku bagi semua wisatawan. Banyak pelancong sejati lebih memilih rute perjalanannya sendiri. Selalu rajin menyusuri seluruh pelosok negeri mencari destinasi baru yang belum banyak dikunjungi. Destinasi wisata yang bahkan belum ada di google map. Sebuah wilayah yang disebut uncharted territory.
Ketika pertama kali saya mengunjungi Gigi Hiu di Kelumbayan, Lampung sekitar tahun 2017, destinasi wisata terkenal ini masih sepi publikasi. Akses jalan ke lokasi termasuk sulit. Rusak parah. Hanya bisa dijangkau oleh ojek motor dari desa terakhir. Namun, pengalaman itu sungguh tidak terlupakan.
Di bagian timur Pulau Morotai, misalnya, beberapa pantai tampil begitu memukau. Sesaat merasa bak Robinson Crusoe yang menyendiri di sebuah pulau. Memang belum banyak wisatawan ke sana. Di hari tertentu, Anda bahkan bisa mengokupasi seluruh jengkal pasir putih di sana.
Dua di antaranya, Pantai Rorasa dan Pantai Nunuhu. Kedua pantai ini memiliki keunikan tersendiri. Dan yang pasti, Anda akan mendapatkan suatu pesona alam khas Indonesia timur yang telah lama disanjung banyak wisatawan mancanegara. Wonderful Indonesia!
Akses ke Pantai Tanjung Jere memang relatif sulit. Setelah mencapai Desa Jere Tua, Anda masih harus menyewa perahu motor mencapai pantai cantik itu. Belum ada jalan darat yang tembus ke situ. Dan akses terbatas itu boleh jadi berkah bagi pantai ini. Kecantikannya pun tetap terjaga.Â
Kawasan ini memang belum banyak didatangi. Namun, jangan tanya potensi wisatanya. Bahkan pantai di desa Jere Tua yang terletak di dekatnya pun sangat menarik. Bersih dan biru menawan. Berbeda dengan banyak pantai lain yang berada dekat pemukiman yang biasanya penuh dengan sampah.
Sebuah destinasi wisata yang viral memang bisa membuatnya lebih cepat terkenal. Dan itu salah satu alasan banyak wisatawan pun berbondong-bondong mengunjunginya. Akan tetapi, jika Anda hendak berwisata, jangan hanya mencari destinasi wisata yang sudah viral.Â
Bukankah lebih keren jika Anda sudah mendatanginya sebelum destinasi itu viral? I have been there before it becomes so famous! :)
Jadi jangan pernah ragu mengunjungi sebuah destinasi wisata, sekalipun belum terkenal. Dan tidak perlu juga ikutan bikin tagar seperti, "No Viral, No Visit" yang mirip dengan tagar lainnya yang sudah cukup memusingkan Kapolri. Anda tahu itu, bukan? Hahaha.
***
Kelapa Gading, 18 Desember 2021
Oleh: Tonny Syiariel
Catatan:
1) Semua foto yang digunakan adalah dokumentasi pribadi.
2) Artikel ini ditulis khusus untuk Kompasiana. Dilarang menyalin/menjiplak/menerbitkan ulang untuk tujuan komersial tanpa seijin penulis
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI