Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Menyambut Pagi di Situ Gunung

9 Oktober 2020   08:52 Diperbarui: 9 Oktober 2020   21:23 824
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pagi yang indah di Situ Gunung. Sumber: koleksi pribadi

Kabut pagi masih menyelimuti kawasan sekitar Selabintana, Sukabumi. Suasana sekitar hotel Pangrango Resort dengan lingkungan nan asri itu begitu sepi di pagi subuh itu. Selimut tebal kembali ditarik, seakan malas beringsut dari tempat tidur nyaman di hotel.

Tetiba, alarm di ponsel memecah kesunyian. "Wake up call" yang seketika membangunkanku. Ah, bukankah pagi ini mau menunggu terbitnya matahari di Situ Gunung.

Panorama Situ Gunung telah lama menggoda penulis untuk segera menyambanginya. Bukan tentang Jembatan Gantung-nya yang sempat viral. Tetapi, pagi berkabut di tepi danau kecil itu yang lebih menggugah rasa ingin menikmatinya langsung. Pagi yang konon telah sukses menarik pecinta pagi, penikmat alam dan banyak penggemar foto lanskap rela bangun pagi demi ke sini.

Situ Gunung hanya berjarak 18 km dari kota Sukabumi dan sekitar 119 km dari Jakarta. Jika ingin tiba sebelum fajar di Situ Gunung, sebaiknya menginap di kota Sukabumi. Namun, mau langsung dari Jakarta pun bisa. Asalkan saja berangkat harus selewat tengah malam. Jakarta - Situ Gunung bisa ditempuh dalam waktu sekitar 3 jam.

Penikmati pagi di Situ Gunung. Sumber: koleksi pribadi
Penikmati pagi di Situ Gunung. Sumber: koleksi pribadi
Situ artinya danau. Di wilayah Jawa Barat terdapat puluhan situ yang tersebar di berbagai kabupaten di Provinsi Jawa Barat. Nama beberapa situ bahkan telah lama dikenal sebagai destinasi wisata favorit. 

Misalnya saja, Situ Patenggang di Ciwidey, Situ Cileunca di Pengalengan, Situ Cangkuang di Garut, Situ Gede di Bogor, dan tentu saja Situ Gunung di Sukabumi.


Jalanan menuju kawasan wisata Situ Gunung sangat sepi. Jauh dari keriuhan lalu lintas. Inilah keuntungan jika datang di dini hari. Tapi jangan salah, di pintu gerbang Situ Gunung ternyata sudah ada pengunjung lain yang juga bersiap menuju ke situ. Rupanya banyak juga penikmat pagi yang tidak mau melewatkan momen indah di danau ketika pagi tiba.

Meskipun konter tiket masih tutup, pengunjung tetap boleh masuk. Nanti pas mau ke luar dari Situ Gunung baru mampir bayar tiket masuk dan parkir. Dari pintu gerbang, langsung belok kiri saja. Situ Gunung hanya berjarak sekitar 1 km atau 15-20 menit jalan kaki.

Jalan kaki menuju situ sangat menyenangkan. Aneka pepohonan menghiasi kawasan ini. Jalan hanya agak menurun ketika menuju ke tepi Situ Gunung yang berada di kaki gunung Pangrango.

Panorama menawan Situ Gunung. Sumber: koleksi pribadi
Panorama menawan Situ Gunung. Sumber: koleksi pribadi
Situ Gunung memang bagian dari Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango, salah satu taman nasional tertua di Indonesia. Sejak ditetapkan tahun 1980, taman nasional ini merupakan salah satu kawasan pendakian favorit di Jawa Barat.

Nama Situ Gunung menjadi kian terkenal ketika sebuah jembatan gantung indah dibangun dan selanjutnya menjadi salah satu lokasi foto instagrammable. Namun demikian, danau Situ Gunung tetap menjadi daya tarik utama yang paling banyak dikunjungi. Bagi penulis, tidak ada satupun karya cipta manusia yang mampu mengalahkan mahakarya ciptaan alam semesta.

Berada di atas ketinggian 850 mdpl, Situ Gunung memiliki pesona yang membuat pengunjung betah berlama-lama di kawasan berhawa sejuk ini. Pepohonan nan hijau yang seakan sengaja memahkotai Situ Gunung begitu memanjakan mata. Di tempat seperti ini setiap pengunjung seakan menyatu dengan alam dalam keheningan pagi yang memukau.

Pepohonan nan hijau di Situ Gunung. Sumber: koleksi pribadi
Pepohonan nan hijau di Situ Gunung. Sumber: koleksi pribadi
Seperti layaknya sebuah taman nasional, di lingkungan Situ Gunung ini kita akan menemukan aneka-ragam pepohonan dan berbagai jenis tumbuhan. Ada pohon-pohon besar seperti damar, pinus dan palem. Ada juga tanaman perdu, pakis, semak dan sebagainya. Paduan kesemuanya ini menciptakan lingkungan nan hijau di sekeliling danau.

Jika langit cerah, pantulan pepohonan yang menghijau terlihat begitu spektakuler di atas permukaan danau. Begitu bening bak cermin. Keindahan itu kian menghanyutkan ketika sebuah rakit bergerak pelan ke tengah danau. Kehadiran rakit ibarat sapuan kuas pelukis panorama untuk menyempurnakan hasil karyanya.

Inilah salah satu panorama khas Situ Gunung yang telah mampu menarik begitu banyak wisatawan maupun fotografer lanskap ke sini. Pagi yang sempurna itu menjadi atraksi yang selalu ditunggu para pengunjung. Dan momen seperti ini tentu saja tidak akan dilewatkan para pengunjung yang telah ada di sekitaran danau. Situ Gunung pun bak primadona di atas panggung yang dijepret kamera dari segala sudut.

Naik rakit di Situ Gunung. Sumber: koleksi pribadi
Naik rakit di Situ Gunung. Sumber: koleksi pribadi

Baca juga: "Pesona Jawa Barat, dari Pengalengan ke Panyaweuyan"

Namun demikian, tidak semuanya sibuk dengan kamera maupun gawai yang dibawa. Di tepi danau yang sama, sekelompok pengunjung lainnya terlihat duduk diam menikmati atmosfer pagi itu tanpa bergerak, seakan ingin menyatu dalam keheningan pagi yang indah. 

Di sudut lain, sebagian pengunjung yang sudah berkemah sejak semalam asyik menyeruput kopi. Sungguh suatu ritual yang sempurna - kopi di pagi hari.

Dalam suasana seperti inilah, kita menyaksikan suatu atraksi alam yang luar biasa, ketika cahaya matahari pagi pelan-pelan menerangi kawasan Situ Gunung. Warna refleksi di permukaan danau pun ikut berubah ketika matahari semakin beranjak tinggi.

Menikmati sajian alam di Situ Gunung. Sumber: koleksi pribadi
Menikmati sajian alam di Situ Gunung. Sumber: koleksi pribadi
Setelah merasa cukup menikmati lukisan alam di pagi itu, sebagian pengunjung mulai bangkit beranjak. Ada banyak aktivitas lain yang ada di destinasi wisata alam Situ Gunung.

Mulai dari menyewa perahu atau rakit mengeliling Situ Gunung, hingga bersiap hiking mengitari danau. Ada juga yang mencari lokasi nyaman untuk menggelar tikar dan mulai menyiapkan peralatan piknik. Sedangkan yang lainnya, bergegas mencari lokasi ideal untuk memancing. Lalu, adakah yang memotret? Untuk yang satu ini sudah pasti. Sejak gelap tadi hingga terang benderang, urusan memotret seakan berlangsung tanpa jeda.

Perahu dan rakit siap menunggu pelanggan. Sumber: koleksi pribadi
Perahu dan rakit siap menunggu pelanggan. Sumber: koleksi pribadi
Selain Situ Gunung yang indah, di kawasan wisata ini juga terdapat Curug Sawer dan Jembatan Gantung. Sayang sekali saat itu penulis tidak berkesempatan mengunjungi curug yang lumayan jauh dari pintu masuk. Sedangkan Jembatan Gantung yang konon dikelola sebuah perusahaan itu sedang ditutup saat itu.

Ketika hendak meninggalkan Situ Gunung, biaya karcis yang dikenakan hanya Rp 18,500. Sebuah harga yang terasa begitu murah dibandingkan pertunjukan alam yang sangat berkelas dari sebuah danau yang indah. Hanya ada satu hal yang mungkin membuatku harus kembali lagi ke sini. Penulis tidak menemukan lagi kabut tipis di atas danau tadi.

Betapapun, alam di Situ Gunung masih tetap indah memesona. Apalagi bagi para pecintanya. Tidak heran, Vincent van Gogh pernah mengatakan, "If you truly love nature, you will find beauty everywhere."

Kelapa Gading, 9 Oktober 2020
Oleh: Tonny Syiariel
Catatan: Semua foto-foto adalah koleksi pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun