Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Menikmati Keindahan Jembatan

1 Mei 2020   18:00 Diperbarui: 3 Mei 2020   17:59 2286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jembatan Suramade. sumber: dok.pribadi, IG@tonnysyiariel

Pernahkah Anda jatuh cinta pada sebuah jembatan?

Keindahan sebuah jembatan telah lama menjadi salah satu atraksi wisata yang selalu sukses dijual. Di banyak negara, sebuah jembatan bukan sekedar struktur yang digunakan sesuai fungsinya, tapi berkembang menjadi ikon pariwisata terkenal.

Sebuah kutipan menarik menggambarkannya secara tepat. “If watching a bridge is much more exciting than crossing that bridge, then you can be sure that it is very beautiful bridge!” (Mehmet Murat Ildan).

Di berbagai destinasi wisata dunia, beberapa jembatan terkenal bahkan dianggap sebagai suatu keajaiban konstruksi modern. Sebut saja, Golden Gate Bridge di San Francisco yang sering dinobatkan sebagai jembatan terindah di dunia; Akashi Kaikyo Bridge di Jepang, dengan panjang 1,991 meter berstatus jembatan gantung terpanjang di dunia; dan HZM bridge (Hong Kong- Zhuhai- Macau), yang membentang sepanjang 55 km di atas Laut China Selatan. 

HZM yang menyandang predikat sebagai jembatan penyeberangan laut dan terowongan terpanjang di dunia, diresmikan pada 24 Okt 2018 dan disebut-sebut sebagai ‘the most technologically complicated bridge’. 

Jembatan adalah suatu struktur yang dibangun untuk menyeberangkan orang melewati suatu halangan. Dengan teknologi konstruksi yang terus berkembang, jembatan dibangun di mana saja selama ada hambatan untuk mobilitas orang atau alat transportasi. Maka kita pun tidak hanya melihat jembatan untuk menyeberang sungai atau lembah yang curam, tapi juga danau maupun selat yang lebar.


Dari beberapa catatan sejarah, pembuatan jembatan diperkirakan telah dimulai sejak abad ke-15 SM. Pada mulanya, konstruksi jembatan masih dibuat dengan bahan-bahan seperti batu dan kayu. Model jembatan dengan materi seperti ini masih ada di mana-mana, seperti jembatan batu The Pont du Gard (aqueducts) dekat Nimes- Perancis dan Rialto Bridge di Venice- Italia.

Sementara di Lucerne- Swiss, Anda dapat melihat The Chapel Bridge yang terbuat dari kayu. Pada tahapan berikutnya, konstruksi jembatan mulai menggunakan bahan-bahan besi, baja dan beton. 

Paling tidak sejak abad ke-17, banyak jembatan mulai menggunakan material yang lebih kokoh ini. Contoh paling spektakular dari era ini adalah Sydney Harbour Bridge (1923-1932) yang menggunakan materi baja.

Jembatan-jembatan dari berbagai era di atas kini menjadi obyek-obyek wisata kenamaan. Dan bagi banyak wisatawan, seperti kutipan di awal tadi,“lebih sering dipandang, daripada diseberangi!”

Sumber: dok.pribadi, IG@tonnysyiariel
Sumber: dok.pribadi, IG@tonnysyiariel
Banyak jembatan mempunyai nilai lebih, bukan semata-mata karena fungsinya, tapi faktor-faktor lain seperti sejarah di balik jembatan tersebut, tingkat kesulitan ketika membangunnya dan nilai arsitektur jembatan itu sendiri.

Di Indonesia kita juga memiliki beberapa jembatan dengan nilai lebih dibandingkan dengan yang lain. Misalnya Jembatan Ampera di Palembang yang dahulu bernama Jembatan Bung Karno, terkenal karena faktor sejarah dan keindahannya.

Lalu, Jembatan Merah di Surabaya yang telah menginspirasi Gesang untuk menggubah sebuah tembang keroncong yang indah, lebih dikenang sebagai salah satu monumen bersejarah. Dan di kota yang sama, ada Jembatan Suramadu yang menghubungkan Surabaya dan pulau Madura. 

Dengan rentang panjang 5.4 km, Suramadu pun menjadi jembatan terpanjang di tanah air. Last but not the least, kini ada bintang baru dari timur Indonesia. Itulah sang Jembatan Merah Youtefa yang membentang di atas Teluk Youtefa- Jayapura. Jembatan ini seakan menjawab komitmen pemerintah pusat untuk membangun tanah Papua.

Jembatan Ampera. Sumber: dok.prib. IG@tonnysyiariel
Jembatan Ampera. Sumber: dok.prib. IG@tonnysyiariel
Di Thailand, tak ada jembatan yang lebih terkenal dari The Bridge on the River Kwai, sebuah jembatan bersejarah yang difilmkan dan mendapatkan ‘Academy Awards’ untuk beberapa kategori. Di kawasan pegunungan di wilayah Swiss dan Austria, Anda juga dapat melihat banyak jembatan dibangun pada ketinggian yang mencengangkan.

Salah satu yang cukup terkenal adalah Europa Bridge (1959-1963), yang melayang sekitar 190 meter di atas lembah Wipp- Tyrol dan menjadi bagian dari jalan tol A13 Brenner Autobahn

Jembatan Eropa ini pernah bertakhta sebagai yang tertinggi di Eropa, tapi kini status bergengsi tersebut dipegang Millau Viaduct di Perancis selatan. Millau seakan berada di awan-awan pada ketinggian 336.4 meter, sehingga tidak saja menjadi yang tertinggi di Eropa tapi juga di dunia.

Kata orang, jangan pernah bilang sudah ke Praha kalau Anda belum melintasi Karluv Most atau Charles Bridge. Jembatan ikonik abad ke-13 ini membentang sepanjang 516 meter di atas sungai Vltava yang mengalir di tengah kota Praha. Yang paling mengesankan dari jembatan bergaya gotik ini adalah dua menara di kedua sisinya dan deretan 30 patung para orang kudus di kedua sisinya.

Dan lihatlah Chains Bridge di Budapest. Ketika malam tiba, kerlap-kerlip lampu yang merambat manja di rantai-rantai jembatan menambah kemolekan struktur yang dibangun tahun 1842 ini. Sama ceritanya dengan puluhan jembatan indah yang melintasi sungai Seine- Paris, tidak sekedar tempat menyeberang dari satu sisi ke sisi lain, tapi juga menambah keindahan kota Paris.

Siapapun yang melewati Ponte Alexander III (1896) di pusat kota Paris pasti akan memandang penuh decak kagum ke empat tiang utamanya yang dihiasi kuda terbang di puncaknya. Begitupun dengan jembatan pendek nan unik, Bridge of Sigh (1560) di Venezia, yang selalu membuat wisatawan yang melewatinya terkagum-kagum memandangnya. Pesona yang sama kita temukan di Tower Bridge di atas sungai Thames, yang telah lama menjadi simbol ikonik kota London.

Tower Bridge-London. Sumber: akun IG@tonnysyiariel
Tower Bridge-London. Sumber: akun IG@tonnysyiariel
Dari deskripsi dan kisah di atas, kita dapat menemukan satu benang merah. Biarpun semua jembatan-jembatan memiliki ragam tipe, latar belakang sejarah dan ukuran yang berbeda, hampir semuanya tidak pernah melupakan nilai-nilai arsitektur tinggi dan indah.

Sejak jaman Romawi, banyak jembatan dibangun dengan keindahan yang sempurna. Dan begitu seterusnya, setiap jaman melahirkan jembatan dengan sentuhan arsitektur yang berkembang saat itu.

Sebuah buku keren dengan judul ”Bridges”, karya Lionel Browne, membuka mata saya betapa banyak jembatan dibangun dengan tingkat kesulitan yang luar biasa. Katakanlah, Seven Mile Bridge di Florida Keys, A.S. (1912) dan The Zeeland Bridge di negeri Kincir Angin Belanda. Hambatan alam yang luar biasa seakan menjadi tantangan tersendiri bagi para ahli konstruksi modern untuk mewujudkan impian-impian mereka.

Pernahkah Anda jatuh cinta pada sebuah jembatan? Kalau memang jatuh cinta itu bisa berkali-kali, maka saya sudah sering jatuh cinta pada banyak jembatan.

Kelapa Gading, 01 Mei 2020
Oleh: Tonny Syiariel

Catatan:
Sumber foto-foto adalah koleksi pribadi dan ada di akun IG @tonnysyiariel

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun