Mohon tunggu...
TOMY PERUCHO
TOMY PERUCHO Mohon Tunggu... Penulis - Praktisi Perbankan, berkeluarga dan memiliki 2 orang anak.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Agama : Islam. Pengalaman kerja : 1994-2020 di Perbankan. Aktif menulis di dalam perusahaan dan aktif mengajar (trainer di internal perusahaan) dan di kampus.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tentang Hal-hal yang Palsu

30 Juni 2020   21:00 Diperbarui: 30 Juni 2020   22:06 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mengerjakan hal2 yang tidak lazim dilakukan oleh orang normal, ini erat kaitannya dan harus ditunjang oleh dua point sebelumnya (Nekat dan berani Malu), sebagai contoh ketika seseorang mengejar suatu kesuksesan i.e. popularitas ia akan melakukan apa saja untuk memperolehnya...tujuan menghalalkan cara...tidak peduli aturan dan rasa malu... sama dengan yang dilakukan para fraudsters.

Sukses karena Proses

Mengambil inti dari uraian di atas, hendaknya kita tidak menjadi manusia INSTAN yang mau enak dan mudahnya saja, tetapi sebaliknya kita dituntut untuk menjadi manusia INTAN, yang sukses karena proses! 

Yang kunci nya cukup 2 hal saja yaitu : Sabar dan Syukur. 

Mengapa INTAN sebagai analoginya, ya! sebelum menjadi batu permata (Intan) yang indah dan tinggi nilainya harus melalui proses, tidak ajaib dan tidak gratis. Berbeda dengan proses, yang memerlukan waktu tidak serta merta simsalabim abrakadabra, perlu ketekunan dan kesabaran untuk mengasahnya hingga menjadi bentuk yang indah.

Mengapa Sabar dan Syukur? 

Sabar, artinya kita mampu menahan dan mengendalikan diri, legowo, menerima, ada unsur ikhlas dan pasrah di dalamnya bukan menyerah atau putus asa! Ketika keinginan, harapan dan cita2 kita belum terealisasi, kita dituntut untuk bersabar tidak mudah down atau menyerah tetapi terus berusaha, dan 

berSyukur ketika keinginan2, harapan, cita2 kita terwujud, maka selayaknya kita bersyukur dengan melakukan hal2 positif membantu dan memberikan manfaat kepada orang lain yang membutuhkan.

Agar kita tidak terjebak pada ambisi dan keinginan yang berlebihan dan tidak ingin tergolong sebagai manusia instan, maka yang harus kita tanamkan adalah : 

SEMUA YANG BISA DIBELI ITU MURAH...rumah, kendaraan, perhiasan, dan lain-lain bisa dibeli! dan SEMUA YANG TIDAK BISA DIBELI ITU MAHAL!! Integritas, Kejujuran, Tanggungjawab, Rasa Malu, Harga diri, Image/Reputasi tidak bisa dibeli dan tidak pernah ada gantinya.

Sebagaimana kampanye dan tag iklan di berbagai media massa yang menghimbau dan mengajak kita untuk menghindari pembajakan hak cipta agar menggunakan produk2 asli, maka kita pun harus menggunakan prinsip asli, yaitu Integritas, Komitmen, Tanggung jawab, Profesionalisme yang semuanya asli bukan semu atau palsu!

Ayo kita tampilkan yang jati diri kita yang ASLI, berakhlak budi pekerti luhir, JUJUR, berintegritas dan bertanggungjawab yang hidup bersahaja, mawas diri dan hati-hati dalam melangkah  serta santun dalam berlisan dan berperilaku.

INTEGRITAS ITU HANYA ADA SATU... TIDAK BISA SEMU ATAU PALSU!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun