Mohon tunggu...
Tomi Nur Diyana
Tomi Nur Diyana Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Siliwangi, dan Pebisnis Produk Digital

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Ganjar Pranowo: Antara Harapan dan Kenyataan di Bawah Bayang-Bayang PDI P

19 November 2023   03:43 Diperbarui: 19 November 2023   06:14 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : CNN Indonesia

Ganjar Pranowo, mantan Gubernur Jawa Tengah dua periode, telah resmi ditunjuk oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) sebagai calon presiden untuk Pemilu 2024. Ia akan berpasangan dengan Mahfud MD, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi dan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, sebagai calon wakil presiden.

Keputusan ini tentu menimbulkan berbagai reaksi dari publik, baik yang mendukung maupun yang menolak. Bagi para pendukungnya, Ganjar Pranowo dianggap sebagai sosok pemimpin yang visioner, inovatif, dan dekat dengan rakyat. Ia juga memiliki rekam jejak yang baik dalam memimpin Jawa Tengah, salah satu provinsi terbesar dan terpadat di Indonesia, selama delapan tahun. 

Namun, bagi para penolaknya, Ganjar Pranowo dianggap sebagai boneka dari Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum PDI-P dan Presiden Kelima Indonesia. Ia juga dinilai tidak memiliki otoritas dan integritas yang cukup untuk menjadi presiden, terutama dalam menghadapi berbagai masalah strategis yang dihadapi bangsa, seperti pandemi Covid-19, krisis ekonomi, ancaman terorisme, dan konflik politik.

Lantas, siapakah sebenarnya Ganjar Pranowo? Apa yang menjadi motivasi dan visinya dalam mencalonkan diri sebagai presiden? Dan bagaimana ia akan menghadapi tantangan dan hambatan yang ada di bawah bayang-bayang PDI-P?

Ganjar Pranowo lahir dari keluarga sederhana di Karanganyar, Jawa Tengah, pada 28 Oktober 1968. Ayahnya adalah seorang polisi yang pernah terlibat dalam operasi penumpasan pemberontakan PRRI di Sumatra. Nama aslinya adalah Ganjar Sungkowo, yang berarti ganjaran dari kesusahan atau kesedihan. Namun, ketika memasuki sekolah dasar, nama Sungkowo diganti menjadi Pranowo oleh orang tuanya.

Sejak kecil, Ganjar Pranowo sudah menunjukkan minat dan bakat dalam bidang politik. Ia aktif dalam kegiatan pramuka dan organisasi kemahasiswaan. Ia menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Magister Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI). Ia juga pernah bekerja sebagai konsultan sumber daya manusia dan dosen di beberapa perguruan tinggi. 

Karier politiknya dimulai ketika ia bergabung dengan PDI-P pada tahun 1999. Ia terpilih sebagai anggota DPR dari daerah pemilihan Jawa Tengah VII selama dua periode, yaitu 2004-2009 dan 2009-2013. Ia dikenal sebagai salah satu politisi yang kritis dan vokal dalam menyuarakan aspirasi rakyat. Ia juga aktif dalam berbagai komisi dan fraksi di DPR, seperti Komisi I yang menangani pertahanan, luar negeri, dan komunikasi, dan Fraksi PDI-P.  

Pada tahun 2013, ia mencalonkan diri sebagai Gubernur Jawa Tengah bersama Heru Sudjatmoko sebagai wakilnya. Ia berhasil mengalahkan pasangan Bibit Waluyo-Rustriningsih, yang diusung oleh koalisi partai-partai pendukung pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, dengan perolehan suara sebesar 40,8 persen. Ia kemudian dilantik sebagai Gubernur Jawa Tengah ke-15 pada 23 Agustus 2013.  

Selama memimpin Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menerapkan berbagai program dan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan, pelayanan, dan partisipasi masyarakat. Beberapa program unggulannya antara lain adalah Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Tani, Kartu Peduli Lansia, Kartu Peduli Disabilitas, dan Kartu Peduli Pendidikan. Ia juga mengembangkan sistem e-government, e-budgeting, e-planning, dan e-reporting untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pemerintahan.  

Selain itu, Ganjar Pranowo juga dikenal sebagai sosok yang komunikatif, responsif, dan kreatif dalam berinteraksi dengan masyarakat. Ia sering melakukan blusukan, dialog, dan sosialisasi di berbagai daerah dan kelompok masyarakat. Ia juga aktif menggunakan media sosial, seperti Twitter, Instagram, dan YouTube, untuk menyampaikan informasi, edukasi, dan hiburan kepada publik. Ia bahkan pernah membuat lagu, puisi, dan video parodi untuk mengkritik pemerintah pusat terkait penanganan pandemi Covid-19.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun