Bagaimana mungkin semua ini menjadi salah Jokowi? Daripada sibuk menyalahkan Jokowi sebaiknya Partai Demokrat versi Agus Harimurti Yudhoyono mengintropeksi diri. Lagipula Agus Harimurti Yudhoyono sudah menyambangi Kementerian Hukum dan HAM untuk menyerahkan berkas berkas yang menyatakan bahwa posisi mereka benar.
Harusnya kubu Agus Harimurti Yudhoyono dapat lebih bersabar. Lagipula saat ini kubu kongres luar biasa belum menyerahkan berkas apapun kepada Kementerian Hukum dan HAM. Seperti yang dikatakan Profesor Mahfud MD, konflik internal partai Demokrat baru menjadi urusan pemerintah ketika dibawa ke ranah hukum.
Kalau kita lihat cara Jokowi melalui menterinya menanggapi rengekan Agus Harimurti dan Susilo Bambang Yudhoyono, seolah kita sedang melihat seorang bapak yang tengah ngemong atau membujuk anaknya yang masih kecil.
Anak itu menangis lalu datanglah Bapaknya yang berusaha menenangkan tangisan si anak. Persis dengan Partai Demokrat. Jokowi melalui menteri menterinya sudah berusaha menenangkan. Tapi mereka terus merengek dan tidak sabar menunggu proses penyelesaian konflik internal mereka.
Padahal konflik internal partai Demokrat juga muncul karena kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono. Maka tidak bijak jika kubu Agus Harimurti Yudhoyono menyalahkan Jokowi atas konflik internal partai mereka.