Mohon tunggu...
Boris Toka Pelawi
Boris Toka Pelawi Mohon Tunggu... Aktor - .

.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Tentang Belum Saatnya Hidup Nyaman

16 April 2019   23:47 Diperbarui: 17 April 2019   15:13 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa minggu yang lalu hampir saja saya tergoda untuk kembali ke tempat kerja lama saya. Bayangan akan tempat kerja yang dekat dari rumah, gaji pokok yang pasti cair setiap bulannya, serta kembali bersama orang-orang yang sudah dikenal, terus menggoda saya untuk meninggalkan pekerjaan saya saat ini.

Godaan itu cukup kuat, karena merangsang nature hidup saya yang ingin menjalani pekerjaan yang nyaman setiap harinya. Soal karier yang pasti mentok, gaji yang tak akan mencukupi jika sudah berkeluarga, sempat saya jadikan nomor dua setelah kenyamanan yang akan saya dapatkan. 

Ah biarlah pikir saya, soal karier kan yang penting kerja apapun jabatannya. Soal uang, kan bisa cari tambahan di luar.

Sedikit lagi, sesaat sebelum saya memutuskan, tiba-tiba saya teringat akan sebuah video yang saya tonton di waktu sebelumnya. Itu adalah video Pandji Pragiwaksono yang diupload-nya di Youtube. Di channel Youtube tersebut, ia memang punya segmen before sleep. Ini adalah video yang berisikan pemikirannya sebelum dia tidur. Videonya hanya berbicara biasa di depan kamera, monolog, tanpa diedit macam-macam.

Dalam videonya tersebut Pandji berkata kalau dia punya prinsip, jika diusianya yang sekarang kalau hidupnya nyaman, berarti ada yang salah. Itu adalah prinsip yang dia pegang sudah sejak lama. Setiap kali dia merasa sudah sampai pada level yang dia cari, dia selalu mengarang-ngarang kegiatan agar hidupnya susah.

Pandji Pragiwaksono, yang adalah salah seorang stand up comedy-an sukses ini merasa, harusnya hidupnya bukan nyaman sekarang melainkan nanti, ketika dia sudah tua, tidak bisa produktif, atau ketika dia membutuhkan banyak uang karena berbagai keperluan, disitulah harusnya dia sudah mencapai segalanya.

Bahkan ketika dia bertemu dengan temannya yang sudah kaya, dia selalu mengingatkan dirinya bahwa bukan sekarang dia membutuhkan uang sebanyak itu, melainkan nanti.

Misalnya, ketika nanti anaknya mau kuliah dan segala macamnya. Pandji berprinsip, mending sekarang dia hidup biasa-biasa saja dan berjuang, tapi pada saatnya nanti dibutuhkan dia sudah hidup enak. Daripada sekarang hidupnya enak tapi nanti dia susah.

Ingatan akan prinsip hidup Pandji Pragiwaksono yang saya tonton di Youtube inilah yang akhirnya membuat saya membatalkan niat saya untuk kembali ke tempat kerja lama saya.

Saya beruntung karena sudah lama men-subscribe channel Youtube Pandji sehingga akhirnya bisa mendengar petuah yang sangat menyemangati itu.

Saya jadi berpikir, bagaimana mungkin saya lebih mengikuti kemalasan tubuh saya untuk kerja enak-enak tapi tak membawa saya pada pencapaian maksimal. Apalagi masih muda dan sehat, kok yang saya kejar malah kenyamanan dan bukan keberhasilan.

Manusia memang cenderung meleset dari potensi maksimal yang bisa diraihnya karena lebih memilih hidup nyaman sebelum waktunya. Prinsip Pandji inilah yang membuat saya akhirnya fight di pekerjaan saya saat ini. Betul juga ya, buat apa sih saya sekarang hidup enak kalau nanti pas tua malah melarat.

pixabay
pixabay
Bukankah pepatah berkata hidup itu bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian. Kok lu sok bijak banget sih bor, hahaha.Ngebacot aja ini mah guys.

Banyak manusia tak sadar bahwa mereka telah menjalani hidup yang terbalik dari pepatah tersebut. Manusia mengejar kenikmatan lebih dulu dan tak menyadari bahwa dia akan menderita kemudian.

Dalam puisinya yang berjudul The Road Not Taken, Robert Frost menggambarkan dengan sangat puitis tentang dua buah jalan di dalam hutan. Yang satu adalah jalan yang biasa dilalui oleh banyak orang, jalanan itu menarik. Tapi Robert Frost tahu apa yang akan didapatinya diujung jalan itu nanti.

Maka dia pun mengambil jalan yang jarang dilalui oleh orang-orang, masuk ke dalam hutan, dan bertahun-tahun kemudian itulah yang membuat perbedaan. Puisi ini sangat legendaris karena maknanya yang sangat dalam.

Puisi ini bercerita tentang orang yang mengambil jalan mudah dan jalan yang sulit, dan betapa keduanya akan menelurkan hasil yang berbeda kelak. Dia yang memilih jalan yang sulit akan memperoleh hasil yang setimpal dengan tingkat tantangan dalam perjalanan itu.

Itu kenapa seorang sales memperoleh penghasilan lebih besar dibandingkan staf administrasi biasa. Seorang sales pekerjaannya lebih menantang, tekanannya juga lebih besar, maka jika seorang sales mampu mencapai target dia layak menerima insentif yang sesuai dengan hasil kerjanya.

Kalau direnungkan, sebenarnya hidup itu adil. Kalau kita bekerja keras dan berjuang dalam penderitaan, pasti Tuhan akan ganjar dengan imbalan yang setimpal. Tapi kalau kita malas dan berkutat pada kenyamanan, kemungkinan kita akan kekurangan.

Benar kata Pandji, kenapa kita begitu terdorong untuk memanjakan tubuh serta perasaan dengan kenyamanan. Adakalanya kita harus men-challenge diri. Justru jika usia kita masih muda dan hidup terasa flat, kita harus berpikir, jangan-jangan ada yang salah dalam hidup kita.

Seperti cerita seseorang yang naik tangga, lalu baru sadar menaiki tangga yang salah ketika sudah berada di atas. Lebih baik kita memeriksa tangga yang kita naiki sekarang daripada menyadarinya setelah membuang banyak tenaga.

Orang bilang, jika kita punya uang banyak, saat uang kita makin sedikit kita akan mulai hemat. Masalahnya kita tak dapat berbuat hal yang sama pada waktu. Waktu tak dapat kita hemat.

Kalau kita harus menjalani hidup yang sulit, banting tulang, pergi pagi pulang pagi hanya untuk mencari rezeki, mungkin memang belum saatnya untuk kita hidup nyaman sekarang ini.

Boleh setuju boleh tidak

Penikmat yang bukan pakar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun