Mohon tunggu...
Toha Muchtar Almaulidi
Toha Muchtar Almaulidi Mohon Tunggu... Mahasiswa

saya adalah orang yang sulit dimengerti

Selanjutnya

Tutup

Home

Tekanan mental dalam keluarga

10 April 2025   12:29 Diperbarui: 10 April 2025   12:29 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Home. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tekanan mental biasanya berawal dari tuntutan orang tua agar anaknya sukses dimasa depan. Padahal tanpa dimintapun, sebagai anak sudah dianggap suatu kewajiban atau bahkan hutang untuk membalas jasa orang tua selama ini. Namun terkadang orang tua menganggap bahwa anaknya tidak mempunyai fikiran ingin mengubah diri dan sukses dimasa depan. Selain itu, sikap membanding-bandingkan dengan anak orang lain menurut saya juga sangat mempengaruhi mental seorang anak. Setiap anak memiliki proses yang berbeda-beda, ada kalanya sukses dimasa muda dan ada juga yang sukses dimasa tua yang memerlukan waktu lebih lama. Sebagai orang tua, alangkah baiknya untuk tidak membanding-bandingkan dengan anak lain, meskipun hanya sebagai contoh, tetapi tetap tidak akan sama. Sebagai anak juga sangat ingin cepat sukses, doakan dan restui saja proses dari anak. Meskipun lama, tetapi keinginan untuk membahagiakan dan membanggakan orang tua tidak akan pernah berubah sampai kapanpun

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Home Selengkapnya
Lihat Home Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun