Mulai dari koleksi barang-barang yang digunakan untuk upacara mitoni atau tujuh bulanan, koleksi perhiasan anggota keluarga kerajaan, peralatan untuk membuat ramuan jamu Madura.Â
Koleksi keramik pun ada dan merupakan bukti bahwa jaman dulu Sumenep juga memiliki hubungan perdagangan dengan negara-negara luar. Ada baju besi yang pernah digunakan ketika prajurit Sumenep berperang, konon katanya baju ini anti peluru.
Ada pula koleksi senjata. Di dalam ruangan yang sama ada sebuah Al Quran yang ditulis hanya dalam waktu semalam. Al Quran ini ditulis tangan dalam waktu 12 jam oleh Sultan Pakunata Ningrat atau Sultan Abdurrahman. Memiliki berat 14kg. Menggunakan kertas ponoragan dan ditulis dengan tinta cina.
Kertas ponoragan atau kertas daluan adalah kertas yang dibuat dari kulit kayu. Orang-orang jaman dulu menggunakan kulit kayu untuk bermacam keperluan, antara lain : pembuatan baju, tas, media gambar, media tulis, dll.
Sejak 2014, kertas daluang maupun pakaian kulit kayu daluang telah tercatat sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia (WBTBI) di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yang disahkan pada tanggal 8 Oktober 2014 dengan SK Mendikbud Nomor 270/P/2014[4][5] (sumber: https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Daluang)