Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tidak Ada Wine dan Beer Ketika Berbuka Puasa Bersama

19 Juli 2014   14:43 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:54 1317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_334242" align="aligncenter" width="490" caption="ft.doc.pri"][/caption]

Tidak Ada Wine dan Beer Ketika Berbuka Puasa Bersama

Berbuka Puasa bersama, bukan hanya sekedar menemani teman teman Muslim duduk makan bersama, tetapi banyakpelajaran yang bisa dipetik dalam acara makan malam ini. Sewaktu saya masih tinggal di Padang, acara “babuko basamo” (berbuka puasa bersama),bukanlah hal yang istimewa. Karena setiap bulan puasa tiba,maka dirumah kami yang berlokasi di Wisma Indah kota Padang, setiap minggu diadakan acara berbuka puasa bersama.

Apalagi dalam keluarga besar kami , kalau mau di komposisikan, 40 persen beragama Katholik, 40 persen Muslim dan 10 persen lagi beragama Budha. Yang cukup unik juga , keluarga kami terdiri dari berbagai suku : Tionghoa, Minang, Jawa, Batak dan Nias. Mantu kami Australia, ipar Italia, Malaysia, China dan Belanda. Karena itu tinggal diantara berbagai suku bangsa di Australia, sama sekali tidak membuat kami risih.

[caption id="attachment_334243" align="aligncenter" width="490" caption="berbuka puasa bersama /ft.doc..pri"]

14057304441652658627
14057304441652658627
[/caption]

Berbuka Puasa dengan teman Muslim dari 3 negara berbeda

Kemarin saya mengajak beberapa temanuntuk makan malam bersama. Tapi karena 3 orang diantaranya Muslim, maka kami janjian lebih awal datang, agar dapat sekalian berbuka puasa bersama mereka. Saya memilih restaurant seafood.

Disamping kami berdua, ada anak dan mantu kami yang orang Australia dan adik ipar yang menikah dengan orang Italia. Teman saya dari Brunei,Malaysia, Amerika dan Pakistan. Sehingga dalam acara berbuka puasa bersama ini, yang hadir terdiri dari7 suku bangsa: Indonesia, Australia, Italia, Amerika, Brunei, Malaysia dan Pakistan.Yang unik lagi, kami beda keyakinan : katholik, Anglican, Muslim dan Budha. Tapi semua perbedaan ini sama sekali tidak menjadi dinding penghalang bagi kami untuk menjalin persahabatan.

No Wineand No Beer

Kalau saya yang melarang ,tidak boleh ini dan itu, tentu kesannya jadi tidak enak, seolah olah karena saya yang mentraktir, terus mendikte mereka. Tapi yang memberikansaran ,justru dari teman bule saya Paul. Katanya, karena kita dalam acara buka puasa bersama,maka bagaimana kalau diner kali ini, no wine and no beer. Tadinya saya agak kuatir ada yang tidak setuju, karena kalau di Australia, makan malam tidak lengkap ,tanpa anggur dan beer. Apalagi di musim dingin ,yang udaranya mengigit,seperti saat ini. Namun suatu surprise, semua teman bule ,tanpa kening berkerut mengatakan:” Okay, no worry “ .Saya jadi lega.

Maka diatas meja ,hanya ada cangkir teh dan cerek yang berisi teh hangat. Tapi semua cangkir masih kosong. Walaupun ketiga teman saya yang Muslim berkali kali mengatakan:” Tidak apa ,silakan, anda yang tidak berpuasa silakan minum “,tapi tidak seorangpun diantara kami yang bergerak untuk minum. Kendati secangkir teh hangat di udara dingin menusuk, jelas merupakan sesuatu yang mengoda.

Mulai Berbuka Puasa dengan secangkir teh hangat

Hampir setengah jam kami duduk ngobrol,tanpa seorangpun menyentuh minuman, terlihat ketiga teman saya yang Muslim, berunding sambil melihat kejam tangan mereka. Karena di Australia tidak ada beduk atau sirene b erbunyi, petanda waktu berbuka puasa dimulai. Jadi mereka mengandalkan jam tangan. Setelah kasak kusuk sesaat, akhirnyaMohammed, asalPakistan ,membuka suara dan mengatakan,sudah waktunya buka puasa. Kemudian Mohammeddengan suara jelas mengucapkan:” Bismillahirrachmanirrahim.”..sambil mengangkat cangkir teh..isyarat sudah waktunya berbuka puasa.

Maka masing masing menuangkan teh yang masih hangat kecangkir masing masing, untuk kemudian diikuti dengan menikmati buah kurma, yang kami bawa dari rumah. Buah kurma disini, menurut saya lebih murah ketimbang di Jakarta, Harga satu zak 500 gram, $$.2,10 atau senilai Rp. 25.000,-- untuk kualitas yang sangat baik. Sedangkan di depan apartement saya di Jakarta, tahun lalu saya beli satu zak dengan harga Rp.35.000 ,-- itupun kurma yang kualitas yang agak kurang.

Beberapa Pelajaran yang bisa kami petik dari acara berbuka Puasa Bersama ini

Walaupun acara berbuka puasa bersama dan sekaligus makan malam ini bersifat pribadi, namun banyak hal yang dapat kami petik pelajarannya. Ternyata teman teman bule, juga tahu menghargai orang yang berpuasa, minimal mereka tunjukkan dengan : menahan diri untuk tidak makan dan minum terlebih dulu dan dengan suka rela menawarkan untuk tidak ada anggur dan beer ,khusus dalam acara ini.Dalam komunitas kecil,yang terdiri dari 7 suku bangsa di dunia ini, minimal telah tertanam suatu benih persahabatan yang lebih mendalam,bahwa perbedaan suku bangsa, budaya dan agama, sama sekali tidak menjadi penghalang untuk menjalin persahabatan. Dan terlebih lagi, bahwa dalam persahabatan ,harus ada saling menghargai dan saling menghormati.

Setidaknya bagi saya dan keluarga, acara berbuka puasa bersama ini, kendati bukan yang pertama kalinya, namun semakin memahami, bahwa hidup itu sesungguhnya amat indah.bila kita mampu hidup berdampingan dengan damai. Living ini harmony,bukan hanya pemanis dimulut, tapi benar benar telah diterapkan dalam acara makan malam sederhana ini.

Kami tutup acara makan malam ini, dengan doa yang dipimpin oleh teman kami Mohammed ,yangmengucap syukur :” Alhamdulilah ….dan kami semuanya menjawab :” amiiiin”

Catatan: tulisan ini tidak ada istimewanya,tapi saya postingkan dengan harapan, dapat menjadi inspirasi bagi yang baca,bahwa hidup berdampingan itu sesungguhnya amat indah..Life is very beautiful”

Mount Saint Thomas, 19 Juli, 2014

Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun