Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Pikiran Negatif Dapat Menodai Makna Kasih Sayang

11 Oktober 2025   13:36 Diperbarui: 11 Oktober 2025   13:36 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi/ keterangan foto: bersama besan kakak' saya , yang dulu sewaktu kecil sering kali saya gendong 

 Ketika mendengar kata peluk hangat, sebagian orang mungkin langsung membayangkan sepasang muda-mudi yang sedang jatuh cinta, saling merangkul dengan penuh kemesraan. Namun, peluk hangat sejatinya memiliki makna yang jauh lebih luas dan mendalam. Ia bukan sekadar ekspresi cinta romantis, tetapi juga simbol kasih sayang, perhatian, dan kehangatan dari hati yang tulus.

Bayangkan seorang anak kecil yang menangis ketakutan setelah terjatuh. Sang ibu segera merengkuhnya dalam pelukan hangat, bukan hanya untuk menghibur, tetapi juga untuk memberikan rasa aman. Dalam dekapan itu, sang anak merasa nyaman, seolah seluruh dunia yang semula terasa menyakitkan berubah menjadi tempat yang lebih baik.

Begitu pula dengan seorang ayah yang baru pulang dari bekerja seharian. Ia mendekap anaknya erat erat, bukan hanya karena rindu, tetapi juga untuk menyampaikan pesan tanpa kata: Ayah selalu ada untukmu.

Peluk hangat bukan hanya milik keluarga, tetapi juga sahabat, bahkan orang asing yang ingin berbagi empati. Pernahkah kita melihat seseorang yang sedang berduka?

 Dalam kondisi seperti itu, kata kata seringkali terasa kaku atau tak cukup mewakili. Namun, sebuah pelukan hangat dapat menembus dinding kesedihan, memberi kekuatan, dan mengingatkan bahwa kita tidak sendiri.

Dalam dunia yang kerap keras dan penuh persaingan ini, peluk hangat bagaikan oase di tengah gurun. Ia adalah bahasa universal yang dimengerti siapa pun, tanpa perlu diterjemahkan. Satu pelukan bisa mengubah suasana hati, meringankan beban pikiran, bahkan menyalakan kembali harapan yang hampir padam.

Mungkin kita tidak selalu mampu memberi solusi atas setiap masalah orang lain. Namun, dengan hati yang tulus, kita bisa menghadirkan sebuah pelukan hangat baik secara fisik maupun lewat sikap yang penuh perhatian. Kadang cukup dengan menyapa, mendengarkan tanpa menghakimi, atau mendoakan dalam diam. Itu semua adalah bentuk pelukan hangat yang tak kalah bermakna.

Maka, jangan pernah meremehkan kekuatan sebuah pelukan. Ia sederhana, tetapi mampu menyalurkan kasih sayang yang mendalam. Di balik setiap pelukan ada pesan cinta, ada doa yang tersembunyi, ada janji setia untuk selalu ada.

Pesan Personal untuk Sahabat Kompasiana

Salam sayang dan peluk hangat dari saya untuk seluruh sahabat Kompasianer.

Hidup ini terlalu singkat jika hanya diisi dengan amarah, iri hati, atau sikap acuh tak acuh. Sementara itu, pelukan, baik dalam wujud nyata maupun dalam bentuk perhatian tulus, adalah bahasa kasih yang mampu mengubah banyak hal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun