Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mana yang Lebih Berharga, Nyawa Seekor Gajah atau Semut?

10 Februari 2023   20:23 Diperbarui: 10 Februari 2023   20:46 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi pribadi  Tjiptadinata Effendi 

Bukan Tulisan Humor 

Hal ini sesungguhnya sudah lama menjadi pemikiran saya. Tapi setiap kali saya bertanya,hanya dijawab dengan tertawa dan bilang :"Aduh, si Opa ini bisa saja melucu"  Lho koq lucu ? Padahal saya serius bertanya,karena ingin mengambil kesimpulan ,bukan berdasarkan opini pribadi yang belum tentu benar,melaikan berdasarkan argumentasi dari sahabat sahabat saya.

Walaupun tidak dinyatakan secara terang terangan,tapi dari sikap dan reaksi yang selama ini termonitor, orang lebih menempatkan hewan yang tubuhnya lebih besar ,sebagai hewan yang lebih berharga nyawanya. Mau buktinya ? Bila seekor Gajah mati ditembak pemburu liar,maka seluruh media akan menjadikannya berita utama .Para Petugas yang ditempatkan sebagai pengawal kelestarian alam ,dipanggil untuk dimintai keterangan, Bagaimana mungkin seorang Pemburu masuk kedalam hutan larangan dan menembak mati seekor gajah.  Seluruh negeri heboh :"Seekor gajah mati ditembak Pemburu gelap" Jauh lebih heboh,dibandingkan bila ada seseorang yang mati ditembak 

Atau nyawa mana yang lebih berharga,seekor marmot atau seekor Wombat?

Tetapi hampir setiap hari,kita menyaksikan ,ada puluhan ekor semut yang mati terinjak  atau malahan dengan sengaja diinjak,karena dianggap keberadaannya menjadi gangguan bagi penghuni rumah. Menyaksikan kecoa,semut ,nyamuk dan lalat yang dibasmi dengan racun serangga,tidak ada seorangpun yang bilang :"Kasihan"

Jangkrik dikurung dalam kotak korek api ,untuk diadu sesama Jangkrik,Bila tidak mau brantem,maka tanpa merasa bersalah,anak anak mematahkan sebelah kakinya,sebagai hukuman,karena tidak menuruti perintah mereka untuk berkelahi. Tak ubahnya bagaikan para gladiator di adu, dalam kisah Kerajaan Romawi

Tapi menyaksikan  seekor monyet ,diketok kepalanya hidup hidup ,untuk diserut isi otaknya dengan pipet,kita semuanya kaget dan protes:"Tidak berprikebinatangan !" Seperti yang dapat disaksikan di Lokasasri Plasa, Taman Sari.  Setiap hari,ular hidup hidup disembelih. Darahnya ditampung. Dicampur dengan whiskey dan diminum dengan nikmatnya oleh orang orang yang percaya,akan menjadikannya awet muda. 

Kepincangan Lainnya

Bila seorang gadis desa tewas di seruduk kerbau gila atau tergilas roda pedati, tidak ada yang heboh. Paling dimuat di koran lokal. Sehari kemudian sudah dilupakan. Tetapi bila seorang gadis anak orang kaya tertabrak sedan, langsung jadi viral :"Seorang gadis cantik. tewas tertabrak sebuah sedan . Gadis ini bernama si Jelita ,anak seorang Pengusaha sukses dan ibunya adalah mantan ratu kecantikan. Tinggal di jalan  Firdaus  Rencananya gadis cantik ini akan mengikuti ujian semester bla bla bla. Hampir satu halaman dan menjadi headline berita Tapi bila yang tewas adalah seorang gadis desa,maka dianggap bukan merupakan berita penting.

Kesenjangan,yang dianggap adalah hal yang sudah wajar,sehingga tidak ada yang mencoba melakukan upaya ,untuk memberikan penjelasan yang memadai 

Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun