Penderitaan mereka adalah  kotbah terbuka , lintas agama. Kotbah tanpa  bersuara, hanya duduk di lantai beralaskan plastik  bekas. Dalam diri mereka, kita temukan ayat-ayat kitab suci:"Kasihilah sesamamu,seperti dirimu sendiri"
Sunyi mereka adalah doa terdalam bagi orang orang yang pernah merasakan hidup menderita. Orang kaya,hanya pandai berucap:"Kasihan deh lu" dan bagi bagi mie instant ,sambil di shooting oleh Camera Televisi
Wisata spiritual yang sejati,  perlu  untuk membersihkan hati dan jiwa ,serta  mengggugah rasa kemanusiaan kita semuanya,bahwa hidup itu menjadi indah, ketika kita mampu berbagi.
Inikah salah satu jalan untuk mendidik anak anak kita untuk memahami ajaran tentang kasih terhadap sesama. Yakinlah, setelah berkunjung ketuuan wisata spiritual ini, ada sesuatu yang berubah dalam diri kita, setidaknya mengingatkan kita semua, bahwa di luar sana, masih jutaan orang yang menanti belas kasih kita. Sudikah kita sesekali berwisata spiritaul lintas batas, lintas suku, budaya dan agama? Mari kita tanya hati kita masing masing,disana akan ada jawbannya
Hanya sebuah renungan di pagi hari,tentang makna dari wisata spiritual
Tjiptadinata Effendi