Dimana Letak Kesalahannya?
Beberapa tahun lalu, rasanya enak banget. Kalau boleh dianalogikan sebagai bisnis jualan kue,apapun yang disuguhkan laris manis .Bahkan terkadang,kuenya kurang manis atau agak lembek,ternyata juga tetap  terjual habis . Tetapi sejak dua tahun belakangan ini,sudah bersusah payah memasak kue,tapi ternyata yang membeli bisa dihitung dengan jari .Â
Begitulah kira kira ,apa yang saya  rasakan sebagai satu dari ribuan Penulis di Kompasiana. Kalau kue yang kita jual tidak laku,tentu tak elok menyalahkan pembeli ataupun toko yang membantu mendistribusikan kue yang kita masak . Melainkan melakukan introspeksi diri,mengapa orang tidak mau lagi membeli kue made in kita ?  Hal ini dalam dijadikan refleksi dalam dunia tulis menulis.
Kalau tulisan kita dulu, dibaca oleh ratusan orang, tapi belakangan hanya dibaca oleh puluhan orang,maka saatnya melakukan introspeksi diri. Hal inilah yang saya lakukan dalam upaya mengupgrade diri agar tulisan saya kembali dilirik orang banyak.Â
Penyebabnya Antara Lain:
orang sudah bosan membaca tema yang "itu ke itu " juga
generasi kini,berbeda dengan generasi 5 tahun lalu
artikel nyinyir dengan petuah,sudah bukan masanya lagi
gaya penulisan yang terkesan kuno dan usangÂ
mengulang ulang kisah pengalaman pribadi menyebabkan orang bosanÂ
Inilah  daftar kesalahan yang saya lakukan ,sehingga belakangan ini ,jumlah pembaca tulisan saya semakin  mendekati titik nadirÂ