Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hanya dengan Mendengarkan Satu Patah Kata Saja

24 Januari 2022   19:43 Diperbarui: 24 Januari 2022   21:27 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersama Alkaf Dharman  | dokumentasi pribadi

Alkaf Dharman sesungguhnya adalah teman kami yang sama sama berasal dari Padang. Tetapi ia menempatkan dirinya sebagai anak kami, sehingga setiap kali berbicara dengan saya atau isteri, selalu menyebut:"Alkaf" sebagai kata ganti "ambo" atau "awak " 

Kita Sudah Dapat Menakar Rasa Hormat Seseorang Terhadap Lawan Bicaranya

Peribahasa yang sudah terkesan kuno adalah: "Lain padang, lain belalangnya" yang maksudnya sudah jelas, bahwa setiap daerah memiliki cara dan gaya tersendiri dalam berinteraksi dengan masyarakat sekitarnya.  

Jadi tulisan ini, sama sekali tidak bermaksud mengritik, bahasa gaul yang biasa digunakan oleh kaum mileneal yakni: "Kalian kalian" walaupun terhadap lawan bicara yang lebih tua, bahkan seusia orang tua mereka. Biarlah menjadi urusan masing masing. 

Tulisan ini hanya sebatas menceritakan, bahwa di Sumatera Barat, secara khusus di kota Padang, cara menghormati lawan bicara, bukan dengan berbicara sambil menundukkan kepala, apalagi sampai mencium jari tangan. Karena sifat orang Padang pada umumnya, selalu berbicara dengan melakukan eye contact dengan lawan bicaranya. 

Bahasa yang membedakan antara berbicara dengan orang orang yang sebaya atau lebih muda, cukup dengan mendengar satu patah kata saja, yakni kata apa yang digunakan, sebagai kata ganti "saya" saat berkomunikasi, maka kita sudah dapat menakar, rasa hormat seseorang terhadap lawan bicaranya.

Bersama bu Fatma | Dokumentasi Pribadi
Bersama bu Fatma | Dokumentasi Pribadi

Bu Fatma, sesungguhnya adalah Perwakilan kami di kota Payakumbuh. Tapi hubungan baik kami selama lebih dari 20 tahun, menyebabkan kami merasa sebagai satu keluarga. Setiap kali berbicara dengan kami, selalu menggunakan kata: "Fat" sebagai kata ganti "ambo" atau "awak"

Kata "Ambo " atau "Awak" Berarti Sejajar

Bila orang yang sedang berbicara, menggunakan kata "ambo" atau "awak" maka berarti ia menghargai lawan bicara secara standar. Karena kata: "Aden" hanya digunakan bila lawan bicara jauh lebih muda dan sama sekali tidak ada hubungan persahabatan ataupun kekeluargaan. 

Karena bila ada hubungan kekeluargaan atau persahabatan, maka walaupun lawan bicara, dari sisi usia jauh lebih muda, orang tidak akan menggunakan kata: "Aden". Sebagai contoh, bila saya berbicara dengan cucu cucu kami, maka saya gunakan kata: "Engkong" sebagai kata ganti "saya " atau" ambo". 

Sedangkan, anak mantu dan cucu cucu, keponakan kami, bahkan yang sudah jadi Pendeta, bahkan isteri saya. Bila berbicara dengan saya selalu menyebut namanya, sebagai kata ganti: "Saya" atau "awak/ambo"  Jadi bila isteri saya berkomunikasi dengan saya, misalnya: "Koko Lin mau ke kebun sebentar ya", Dan begitu juga sebaliknya, bila saya berkomunikasi dengan isteri saya, selalu menggunakan kata: "Koko" sesuai panggilan isteri terhadap saya. Sedangkan terhadap anak mantu, saya menggunakan kata: "Papa" walaupun misalnya saya lagi marah. 

Cara yang sama juga dilakukan oleh orang bila menghormati secara khusus, walaupun bukan orang tuanya dan bukan sanak saudara, tapi ada hubungan batin yang dekat. Dengan hanya mendengar satu kata saja, maka kita sudah dapat menakar seberapa akrab hubungan antara kedua orang yang sedang berkomunikasi.

Tulisan ini sama sekali tidak bermaksud menggurui siapapun dan juga tidak bermaksud bahwa orang lain harus meniru gaya dan cara menggunakan kata ganti saya, seperti diuraikan di atas. Karena setiap orang bebas menyampaikan rasa saling menghormati dengan cara dan gaya tersendiri.

Semoga tulisan ini setidaknya dapat menjadi masukan yang berharga

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun