Ini Penyebabnya
Hidup adalah sebuah proses pembelajaran diri tanpa akhir. Â Yang dalam bahasa Keminggris minggrisan disebut: "Learn from the cradle to grave" Belajar sejak dari buaian hingga ke liang lahat."Â
Hidup ini merupakan University of Life di mana setiap orang punya kesempatan untuk belajar tentang ilmu kehidupan. Banyak ilmu kehidupan yang tidak akan pernah diperoleh dari universitas paling beken di dunia ini, tapi dapat dipelajari secara gratis di Universitas Kehidupan.Â
Sebagai contoh aktual:
ilmu kerendahan hati
ilmu hidup berbagi
ilmu hidup  bertenggang rasa
ilmu hidup damai dalam  keberagaman
dan seterusnya
Ada Sekolah Tinggi Ilmu Filsafat, tapi tidak ada sekolah bagaimana cara agar bisa berbahagia. Karena itu, orang harus mau belajar dari Universitas Kehidupan, yang merupakan satu satunya Universitas terbaik dan serba lengkap di alam semesta ini.Â
Kembali Kejudul
Kita sama sama dapat menyaksikan bahwa orang yang hidupnya sangat sederhana, tapi hidup berbahagia. Hanya rumah sederhana dan sepeda motor butut, tapi sekeluarga hidup dengan penuh keceriaan. Tetapi di sisi lain, kita juga menyaksikan dengan mata kepala sendiri, ada orang yang hidupnya berkecukupan. Punya rumah permanen, ada kendaraan pribadi, bahkan di rumah ada pembantu rumah tangga, bahkan ada  sopir pribadi. Tetapi, tanpa perlu merecoki urusan rumah tangga orang lain, kita dapat menyaksikan bahwa penghuni rumah tersebut hidup tanpa senyum dan terkesan mengisolasi diri. Bila disapa, akan membalas sapaan kita ala kadarnya dan dengan senyuman yang dipaksakan.
Mengapa bisa terjadi, orang yang hidupnya sangat sederhana bisa menikamati hidup bahagia, sedang orang yang hidupnya berkecukupan hidup dalam kemurungan?Â
Penyebab Orang Tidak Pernah Merasa Bahagia:
over expectation
tidak merasa puas dengan apa yang adaÂ
selalu membandingkan dengan kesuksesan orang lain
tidak ada rasa syukur untuk apa yang sudah diraihnya
iri hati melihat orang lain lebih berhasil
Belajar dari kegagalanÂ
Jangan hanya belajar dari pengalaman hidup sendiri, walaupun benar bahwa, "experience is the best teacher", tetapi kita perlu juga belajar dari pengalaman hidup orang lain agar jangan sampai melakukan kesalahan yang sama
Belajar dari kesuksesan orang lain tentu saja sangat baik . Tetapi belajar dari kegagalan orang lain juga tak kurang penting.Â
Kami bersyukur, sudah lulus dari ujian hidup sehingga di masa pensiun, walaupun jauh dari sebutan "kaya" tetapi kami berdua dapat menikmati hidup dengan penuh kebahagiaan lahir batin.
Bahagia itu adalah saat kita mampu menerima apa yang ada , walaupun jauh dari sempurna dan menyukurinya .
Tjiptadinata Effendi