Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Tidak Bahagia Walaupun Hidup Berkecukupan?

22 Januari 2022   19:43 Diperbarui: 23 Januari 2022   04:21 676
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: getty.image.com.

Ini Penyebabnya

Hidup adalah sebuah proses pembelajaran diri tanpa akhir.  Yang dalam bahasa Keminggris minggrisan disebut: "Learn from the cradle to grave" Belajar sejak dari buaian hingga ke liang lahat." 

Hidup ini merupakan University of Life di mana setiap orang punya kesempatan untuk belajar tentang ilmu kehidupan. Banyak ilmu kehidupan yang tidak akan pernah diperoleh dari universitas paling beken di dunia ini, tapi dapat dipelajari secara gratis di Universitas Kehidupan. 

Sebagai contoh aktual:

ilmu kerendahan hati

ilmu hidup berbagi

ilmu hidup  bertenggang rasa

ilmu hidup damai dalam  keberagaman

dan seterusnya

Ada Sekolah Tinggi Ilmu Filsafat, tapi tidak ada sekolah bagaimana cara agar bisa berbahagia. Karena itu, orang harus mau belajar dari Universitas Kehidupan, yang merupakan satu satunya Universitas terbaik dan serba lengkap di alam semesta ini. 

Kembali Kejudul

Kita sama sama dapat menyaksikan bahwa orang yang hidupnya sangat sederhana, tapi hidup berbahagia. Hanya rumah sederhana dan sepeda motor butut, tapi sekeluarga hidup dengan penuh keceriaan. Tetapi di sisi lain, kita juga menyaksikan dengan mata kepala sendiri, ada orang yang hidupnya berkecukupan. Punya rumah permanen, ada kendaraan pribadi, bahkan di rumah ada pembantu rumah tangga, bahkan ada  sopir pribadi. Tetapi, tanpa perlu merecoki urusan rumah tangga orang lain, kita dapat menyaksikan bahwa penghuni rumah tersebut hidup tanpa senyum dan terkesan mengisolasi diri. Bila disapa, akan membalas sapaan kita ala kadarnya dan dengan senyuman yang dipaksakan.

Mengapa bisa terjadi, orang yang hidupnya sangat sederhana bisa menikamati hidup bahagia, sedang orang yang hidupnya berkecukupan hidup dalam kemurungan? 

Penyebab Orang Tidak Pernah Merasa Bahagia:

over expectation

tidak merasa puas dengan apa yang ada 

selalu membandingkan dengan kesuksesan orang lain

tidak ada rasa syukur untuk apa yang sudah diraihnya

iri hati melihat orang lain lebih berhasil

Belajar dari kegagalan 

Jangan hanya belajar dari pengalaman hidup sendiri, walaupun benar bahwa, "experience is the best teacher", tetapi kita perlu juga belajar dari pengalaman hidup orang lain agar jangan sampai melakukan kesalahan yang sama

Belajar dari kesuksesan orang lain tentu saja sangat baik . Tetapi belajar dari kegagalan orang lain juga tak kurang penting. 

Kami bersyukur, sudah lulus dari ujian hidup sehingga di masa pensiun, walaupun jauh dari sebutan "kaya" tetapi kami berdua dapat menikmati hidup dengan penuh kebahagiaan lahir batin.

Bahagia itu adalah saat kita mampu menerima apa yang ada , walaupun jauh dari sempurna dan menyukurinya .

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun