Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tak Seorangpun Dapat Memilih di Mana Ia Akan Dilahirkan

1 Oktober 2021   20:35 Diperbarui: 2 Oktober 2021   05:19 1602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

 Seandainya Bisa Memilih Emangnya Mau Pilih Dilahirkan Dimana?

Sebuah kalimat klise yang mungkin sudah ribuan kali didengar sejak masih ingusan ,hingga gigi mulai ompong adalah :"Tak seorangpun dapat memilih,dalam keluarga mana ia akan dilahirkan atau dimana ia akan dilahirkan"   

Kalimat ini ,secara tidak langsung menyebabkan orang berpikir :"Seandainya saya bisa memilih dalam keluarga mana saya mau dilahirkan atau dinegara mana , lalu apa jawaban yang ditemukan dalam hati kita masing masing? 

Apakah mungkin ada yang memilih mau dilahirkan sebagai  anak Firaun atau mungkin ada yang memilih agar dilahirkan sebagai orang Amerika ? Boleh jadi ada yang berangan angan:",Seandainya saya bisa memilih maka saya memilih dilahirkan di negeri yang damai sejahtera "  Bila tiba giliran kita, apa jawabannya?

Tentu saja  ,tidak perlu dijawab. Mari  kita tanya hati kita masing masing,karena disana akan ada jawabannya.

Kalau ada yang bertanya pada saya,maka jawabannya adalah sebagai berikut:

Seandainya saya boleh memilih dimana dan dalam keluarga mana saya akan dilahirkan,maka saya tetap akan memilih dilahirkan oleh kedua orang tua saya yang sudah almarhum. 

Walaupun  terlahir sebagai anak Kusir Bendi,tapi saya sangat menghargai kerja keras Ayah saya dalam membesarkan kami 11 orang bersaudara. Bahkan,ibu saya dengan ikhlas makan kerak setiap hari,usai semua anak anaknya makan nasi. 

Seandainya saya boleh memilih dimana saya akan dilahirkan,maka saya tetap memilih dilahirkan dikampung halaman saya Padang ,kota tercinta. Jawaban yang terbit dari lubuk hati terdalam ini,menyebabkan saya tidak pernah goyah ,menghadapi berbagai masalah hidup ,khususnya agar saya dapat diterima sebagai salah seorang dari bangsa indonesia . 

Kami tinggal di Australia,tapi tetap orang Indonesia.  

Yang menentukan bukanlah selembar kertas yang hanya bersifat formal juridis,tapi hati kita masing masing. Mari kita tanya hati kita masing masing,sebagai salah satu dari 250 juta orang Indonesia, apa saja yang sudah kita lakukan demi bangsa dan negara kita ?

Tulisan ini hanya  merupakan sebuah renungan diakhir pekan.

Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun