Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

IP Selangit tapi Akhlak Anjlok, Apa Gunanya?

30 Juni 2021   09:34 Diperbarui: 30 Juni 2021   09:55 505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: kompasiana.com

Hindari Diri Dari Kebanggaan Semu

Bangga akan prestasi tentu saja merupakan hal yang sangat wajar. Apalagi bila prestasi itu diperoleh dengan cara berusaha belajar dan bekerja secara maksimal bukan dari hasil nyontek  atau plagiat karya tulis orang lain. 

Kalau kita mau jujur pada diri sendiri dan seyogyanya orang harus jujur pada diri sendiri sebelum bisa jujur kepada orang lain, bahwa setiap prestasi sekecil apapun akan membanggakan. Bukan hanya diri pribadi tapi juga mentransferkan kebanggaan ini pada orang orang terdekat kita. 

Sebagai contoh pengalaman pribadi saya dan isteri, sebagai orang tua sangat bangga saat hadir dalam wisuda putra pertama kami di California State University yang berhasil meraih gelar Master of Science di bidang Computer diusianya yang belum genap 21 tahun. Dan bukan hanya lulus tapi lulus dengan preidikat Magna Cumlaude. Berarti I.P. nya berapa? 

Ada Kebanggaan Yang Lebih Besar

Tetapi ada kebanggaan yang lebih besar, yakni disamping lulus dengan IP yang menyebabkan dirinya meraih predikat "magna cumlaude" sebagai Master of Computer Science, putera kami bukan hanya mengasihi kami sebagai papa mamanya, tapi mengasihi juga keluarganya dan semua orang yang membutukan pertolongannya.

Begitu juga putera kami yang kedua di Jakarta yang juga study di Sacramento dan putri kami yang study di Michigan  Amerika Serikat. dalam perjalanan hidupnya, tidak hanya menyayangi kami sebagai kedua orang tua mereka tapi juga siap membantu orang lain yang membutuhkan tanpa pamrih.

Putrri kami demi untuk ikut berpartisipasi mengumpulkan dana bagi orang yang membutuhkan, ikhlas menggundulkan kepalanya sebagai bukti nyata keikut sertaan dirinya dalam berperan mengumpulkan dana bagi orang yang menderita 

Tulisan ini bukan pamer kebaikan anak anak kami dan juga bukan untuk pamer bahwa putra pertama kami dalam usia belum genap 21 tahun sudah berhasil lulus dengan gelar Msc dengan predikat magna cumlaude. tapi semata mata untuk saling mengingatkan agar janganlah kita terlalu  mendewa dewakan IP. 

Seperti kata Prof. Felix Tani dalam komentarnya: "I.P.K hanyalah bukti bahwa yang bersangkutan telah berhasil menjawab pertanyaan ujian dengan baik. cuma itu saja"  Jadi IPK selangit bukan bukti bahwa Pengerima nya adalah sosok yang sudah berprestasi bagi nusa dan bangsa, sebelum dirinya mampu membuktikan dengan tindakan nyata dan bukan sebatas kata dan irama 

Tidak Ada Hubungan dengan Politik

Saya alergi terhadao politik dan didalam keluarga besar kami juga tabu membicarakan hal yang berbau politik. Jadi tulisan ini adalah murni saran dari seorang kakek untuk generasi muda yang tentunya berkenan untuk membacanya.  

Bagi yang merasa tulisan ini ada manfaatnya, tentu saja saya ucapkan terima kasih dan bagi yang merasa tulisan ini hanyalah luapan nyinyir dari seorang kakek kakek, juga sama sekali tidak menjadi masalah bagi saya pribadi

Karena hidup itu adalah sebuah pilihan. Your choise is your life, not my life ! 

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun