Padahal,kata orang,saya adalah sosok yang sudah kenyang makan asam garam kehidupan dan sudah puas mereguk cuka kehidupan,tapi tetap saja ,setiap kali mendengarkan namanya disebut,memang tidak ada lagi kemarahan,tapi apa yang telah dilakukannya tidak dapat saya lupakan. Apakah hal ini berarti saya pendendam? Biarlah Tuhan yang menilai nya
Saya pernah mendapatkan pesan via WA :"Kalau bapak berkenan,saya mohon bertemu dan ingin sungkem kepada bapak" kata Yanto(bukan nama sebenarnya) Tapi saya jawab:" Saya sudah memaafkan anda sejak dulu,sungguh, Jadi tidak perlu repot untuk datang dan sungkem kepada saya"
Saya sudah memaafkan siapapun yang telah melukai hati saya, tapi untuk kembali menjadi sahabat baik seperti semula, sungguh saya tidak bisa karena saya tidak ingin menjadi orang yang munafik.
Tjiptadinata Effendi