Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berbagi Kisah Puber Ketiga

23 Desember 2020   20:06 Diperbarui: 24 Desember 2020   03:22 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sore Acara Usai 

Sore acara usai dan kami hanya sempat mandi dan ganti pakaian karena sewaktu mengajar,kami mengenakan pakaian lengkap dengan jas. Baru saja selesai ganti pakaian, sudah ada yang datang menjemput kami untuk santap malam. 

Sehabis makan malam,masih ngobrol panjang lebar dan baru diantarkan pulang, ketika mata kami sudah tinggal 5 watt. Tiba di Hotel eee ada tamu yang masih menunggu.  Nah,rasain mau jadi orang penting ya kayak ginilah, saya omelin diri sendiri. Sambil terkantuk kantuk mendengarkan tamu berbicara,akhirnya dengan minta maaf,kami sampaikan bahwa besok pagi kami sudah harus ke Bandara untuk terbang ke kota lainnya.

Ritual ini berlangsung sepanjang tahun. Kapan mau merasakan Puber Kedua?

Sebagai orang yang pernah ikut belajar Phsycology secara online, saya tidak dapat menemukan ada istilah yang tepat untuk Puber Kedua. Jadi menurut saya,istilah  Puber Kedua ini hanya muncul secara spontan dari kalangan masyarakat dan kemudian menjadi istilah yang melekat .Karena itu saya tidak merasa berdosa bila mengunakan istilah Puber Ketiga.

Kami Berdua Mendadak Menjadi Manja dan Berulah Seperti Kanak Kanak

Sejak kami memutuskan pensiun total dari semua kegiatan dan menetap di Australia, di usia melewati usia 70  tahun ,tetiba kami berdua merasa ada yang berubah dengan perangai kami. 

Saya jadi sering ngambek,kalau kopi telat disediakan istri.  Dan kalau lagi nyetir, saya minta disuapin kue atau buahan.Hal yang dulunya tidak pernah saya lakukan. Kalau saya belum makan, istri saya juga tidak mau makan. Akhirnya kami makan sepiring berdua  dan saya tidak mau pegang sendok.hanya tunggu disuapin... enak banget rasanya....

Kalau saya tidur dan selimut terbuka, isteri saya yang akan membenahi selimut saya. Dan begitu juga dengan istri saya,kalau lagi nonton drakor ,minta ditemani . Kalau ada suara mencurigakan,maka saya yang keluar sedangkan istri saya pesan,jangan keluar apapun yang terjadi.  Kalau berbelanja,saya tidak kasih isteri angkat barang belanjaan,selalu saya yang angkat.

Wuih, mendadak semakin bertambah usia,semakin kami menjadi manja kayak anak kecil lagi. Dan kalau pada hari Sabtu dan Minggu, putri kami tidak menelpon,wuih bakalan diomelin panjang pendek  dari saya.

Mau tahu lebih lanjut? Ya, nggak boleh! Ntar tunggu bila sudah usia 70 tahun keatas,bisa merasakannya sendiri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun