Kenyataanya, dalam menghadapi berbagai situasi  dan perkembangan dari berbagai isu yang cukup memanas,membuat masyarkat menjadi bingung. Bagaimana bersikap dalam menghadapi berbagai masalah yang menghantam  negeri tercinta ini,khusunya yang dapat menggoyahkan bhinneka tunggal ika. Dan menghadapi kondisi yang tidak menentu,maka hal yang terbaik dilakukan adalah tetap berharap dan berpegang teguh pada harapan tersebut, bahwa bhinneka tunggal ika akan selamat dari segala upaya untuk merongrong nya.
Buku Rethinking on Being Indonesian ini, sarat dengan pemikiran pemikiran yang aktual dan menginspirasi ,serta sekaligu memotivasi kita, agar tetap menjunjung bhinneka tunggal ika. Jacob Oetama. Pendiri Kompas Gramedia,mengawali karirnya sebagai guru SMP .Bercita cita ingin menjadi seorang Pastor. Namun garis telapak tanganya ,mendorongnya untuk memutuskan menjadi wartawan,dikala usianya masih sangat belia,yakni 24 tahun.
Tulisannya jauh dari menggurui siapapun. Padahal memang sudah sepatutnya dan selayaknya Jakob Oetama ,menjadi salah satu dari Guru Besar di negeri tercinta ini. Semoga kita dapat belajar,bukan saja dari segudang ilmu dan pengalaman yang dibagikannya lewat tulisannya,akan tetapi juga belajar rendah hati .
Pria yang dilahirkan pada tanggal 27 September,tahun 1931 ini ,telah mengabadikan 61 tahun dari usianya. Kini sudah berada dalam kedamaian abadi
Go in peace pak Jacob, bangsa Indonesia kehilangan dirimu.
Tjiptadinata Effendi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI