Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Transformasikan Pekerjaan Jadi "Passion" Mengapa Tidak?

27 Desember 2019   04:43 Diperbarui: 27 Desember 2019   05:02 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi:https://id.pinterest.com/pin/

Karena saya mengajar di SMP sore hari,maka pagi harinya saya berjualan kelapa di pasar. Dan istri  saya setiap hari jam 3.00 subuh sudah harus ke stasiun kereta api untuk ke Pariaman, beli kelapa. Namun pekerjaan yang dilakukan sesuai passion, ternyata tidak mengubah nasib kami. 

Kalau menurut teori,pekerjaan sesuai passion, pasti akan mengantarkan kita menuju kesuksesan. Akan tetapi tujuh tahun lamanya kami hidup menderita, tanpa ada bayangan sama sekali bahwa nasib kami akan berubah.

Belajar Mencintai Pekerjaan sebagai Pedagang
Maka setelah merundingkan dengan  istri saya memutuskan untuk mencoba mengawali berbisnis biji kopi. Namun istri tetap mengajar untuk menjaga segala sesuatu kemungkinan terburuk,yakni bila  saya mengalami kegagalan. Dan saya bersyukur, istri memberikan dukungan sepenuhnya.

Dari seorang guru ,yang mengajar dan mendidik,kini harus memasuki kehidupan yang sama sekali asing.sungguh tidak mudah  Saya harus belajar sungguh sungguh siang malam, mana yang kopi kualitas bagus dan mana yang tidak. Tapi saya sudah bertekad,saya harus sukses!

Rasa tanggung jawab terhadap istri dan anak,menjadi motivasi bagi saya untuk mencintai pekerjaan baru ini. Dan ternyata dengan penuh rasa syukur dengan dukungan anak istri sepenuh hati, saya mampu melalui semuanya dengan selamat.

Sukses sebagai pedagang lokal, Saya bagaikan berlari mengejar impian yang lebih tinggi yakni menjadi Eksportir. Yang tidak mungkin dituliskan disini, karena terlalu panjang.


Semoga tulisan ini ada manfaatnya

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun