Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Betapa Sulitnya Keluar dari Zona Aman dan Nyaman

2 Agustus 2019   06:28 Diperbarui: 2 Agustus 2019   06:44 940
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: twitter/tarron williams

Hanya Salah Satu Dari Sekian Banyak

Seperti juga halnya dengan Doni, ada banyak orang yang sangat ingin menemukan titik balik dalam kehidupan mereka tapi tidak tahu bagaimana menemukannya. 

Sudah berusaha kesana kemari untuk mencari pekerjaan yang lebih menjanjikan, tapi hasilnya sia-sia, karena tidak memiliki kemampuan khusus dan hanya mengandalkan tenaga saja.  Apakah tidak ingin memperluas usaha jualan lontong dan kue dengan membuka warung nasi ? Tentu saja mereka ingin, tapi tidak ada modal. 

Yang Penting Bisa Menghidupi Anak Istri

Kalau orang sudah berprinsip "Yang penting bisa menghidupi anak istri ", tentu saja kita tidak berhak untuk merecoki jalan hidup orang, walaupun sahabat atau tetangga  baik, Dan seberapa besarnya hasrat hati untuk membantu,tentu saja tidak mungkin dapat memikul beban hidup orang lain. 

Yang dapat dilakukan adalah membantu sesuai kemampuan diri. Pola pikir seperti inilah yang menyebabkan orang tidak antusias untuk berupaya mencari titik balik kehidupan, karena terpancang pada pemikiran:" Orang tua kami dulu membesarkan dan menyekolahkan kami, hanya dengan jualan di rumah. Maka untuk apa kami mencari kerja lain, yang belum tentu hasilnya?"

Perlu Open Minded

Untuk dapat mengubah pola berpikir seperti ini, diperlukan "open minded". Tidak harus ada hal-hal spektakuler untuk menemukan titik balik dalam kehidupan kita. 

Karena dengan membuka pikiran kita, maka kita akan mampu menemukan :"turning point" demi untuk masa depan yang lebih baik. Kalau seandainya, saya ikut terpancang pada pola pikir:" Dengan jualan kelapa, saya bisa menghidupkan anak istri"maka kemungkinan kami masih tinggal di pasar kumuh.

Kapan sebaiknya mulai mencari cara untuk menemukan "turning point " atau titik balik dalam kehidupan kita? Tentu sedini mungkin. Karena kalau sudah menua baru berhasrat untuk menemukan, sudah terlambat untuk mengawali semuanya. 

Sekali lagi, jangan terbuai dan terlena dalam cara berpikir:"Yang penting anak istri bisa hidup". Karena suatu waktu ketika kita sudah tidak mampu lagi bekerja, untuk dapat melanjutkan hidup masih terus membutuhkan biaya. Pikir sebelum terlambat, sangat bermanfaat.

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun