Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sekarang atau Tidak Akan Pernah Lagi!

24 Januari 2019   20:58 Diperbarui: 24 Januari 2019   21:25 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi merdeka .com

Bagi pengemar penyanyi legendaris Elvis Presley, pasti sudah tak asing lagi akan lirik lagu: "It's now or never!" Sekarang atau tidak akan pernah lagi. Sepintas kedengarannya seakan hanya sebatas ungkapan yang sentimentil saja, Akan tetapi bagi yang sudah  pernah mengalami atau merasakannya baru memahami akan arti dan maknanya. 

Yakni, ketika sebuah kesempatan dibiarkan berlalu, karena berpikir: "Masih banyak kesempatan lain", tetapi kelak ketika disadari, ternyata kesempatan yang sama tidak akan pernah datang lagi.

Undangan yang Tak Akan Pernah Sampai

Rencana tanggal 3 Februari, 2019 kami mengundang seluruh teman-teman dan kerabat, baik dari pihak keluarga saya, maupun dari pihak keluarga istri saya untuk bertemu  dalam acara makan siang bersama di "Rumah Makan Bernama", Jalan Lolong di Padang, di ruang VIP lantai atas, pada jam 12.00 siang hingga selesai. 

Karena tidak mungkin mampu mengurus semuanya, maka untuk urusan booking tempat dan mengundang teman teman dan kerabat, kami minta bantuan dari adik-adik dan keponakan kami. 

Salah satu keponakan saya menanyakan daftar nama-nama teman sekelas saya, yang mau diundang agar jangan ada yang kelupaan.  Maka saya mencoba mengingat ingat nama teman di SMA dan mencatatnya, kecuali yang saya ketahui sudah almarhum. Dari catatan saya, masih ada belasan nama yang berhasil dicatat dan saya forwardkan kepada keponanakan yang tinggal di Padang.

Akan tetapi, malam ini saya kaget mendapatkan pesan WA dari keponakan saya yang isinya: "Om bercanda ya? Dari daftar nama yang Om kasihkan kepada saya, sesudah saya coba cari nomor ponsel mereka, sebagian besar kan sudah almarhum?"

Lama saya terpana dan menyesal, ketika ada kesempatan reuni dengan teman-teman sekelas 3 tahun lalu, tidak saya manfaatkan, karena pada waktu itu jadwal saya sangat padat dan berpikir: "Lain kali,masih banyak kesempatan lagi. Ternyata kesempatan itu tidak akan pernah datang lagi.

Menunda Bisa Berarti Meniadakan

Ternyata saya masih harus terus belajar, bahwa menunda kesempatan belum tentu kesempatan kedua akan pernah datang lagi. Bahwa kesadaran selalu datang terlambat. Maka ibarat orang ketinggalan kereta api. sekencang apapun larinya, mustahil dapat mengejar kereta api. 

Ada kesempatan untuk mohon maaf kepada orang tua atas kesalahan kita, tapi kita tunda, akhirnya ketika kesadaran timbul dan bermaksud memohonkan maaf, orang tua sudah keburu meninggal dunia, 

Ada kesempatan untuk mengembalikan uang atau barang yang dipinjam, namun terus tertunda, entah karena sibuk ataupun sungkan. Dan pada saat kaki hendak melangkah untuk mengembalikan pinjamanan ternyata orangnya sudah meninggal.

Belajar ilmu hidup, janganlah sepotong sepotong Jangan hanya belajar dari kesuksesan seseorang, tapi belajarlah juga dari kegagalan orang lain. Dan salah satu kesalahan yang dilakukan, adalah menunda apa yang seharusnya dapat dilakukan pada hari ini.

Padahal, mungkin banyak orang yang menggangap bahwa diri saya sudah banyak makan asam garam kehidupan. Namun ternyata manusia tidak boleh pernah berhenti untuk belajar.

Semoga pengalaman yang menghadirkan rasa sesal dalam diri, karena tidak akan pernah lagi bertemu dengan sebagian besar teman-teman sekelas saya dapat dipetik hikmahnya oleh orang banyak, yakni bahwa kesempatan terkadang datang hanya sekali saja dan tak akan pernah datang lagi!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun