Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sopir Taksi Tanpa Kaki di Perth

4 September 2017   17:36 Diperbarui: 4 September 2017   18:13 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi


Sopir Taksi Tanpa Kaki di Perth
Selama hidup,baru kali ini saya menyaksikan dengan mata kepala sendiri,ada Sopir taksi yang kedua kakinya tidak ada. Kalau tidak menengok sendiri,saya pasti tidak akan percaya. Siang ini,kami mengisi BBM di Pompa Bensin yang lokasinya dipinggir jalan dari Belmont Street menuju ke Joondalup,Western Australia. Hampir setiap minggu kami kesini, untuk mengisi BBM. Sewaktu saya sedang mengisi tangki kendaraan Toyota yang saya kemudikan padangan mata saya tertuju pada sosok yang sedang merangkak keluar dari pintu kemudi Taksi. 

Sepasang kakinya  tampak terbuat dari besi.Ia merangkak masuk kedalam ruangan untuk membayar BBM yang diisinya. Tapi pada waktu itu,saya masih tidak yakin bahwa pria berusia sekitar 30 tahun ini,yang mengemudikan Taksi. Ketika saya sudah selesai mengisi BBM,maka karena penasaran saya dekati taksinya .Bertepatan pria ini sedang merangkak keluar dari  kantor Woolworth yang sekaligus berfungsi untuk menerima pembayaran BBM.
Sapaan saya dibalas dengan senyuman dan juga sapaan yang lazim disini adalah  :"Hi how are you to-day?" Maka kami terlibat percakapan singkat, mengingat dibelakang kendaraan saya masih ada kendaraan lain yang antri. 

Saya manfaatkan sementara menunggu istri saya membayar di dalam,untuk sekedar memastikan apakah benar ia yang mengemudikan taksi. Ternyata pria yang berkulit gelap ini,mengaku bernama James dan sudah 4 tahun mengemudikan taksi. Kendaraan yang dikemudikannya sudah dimodifikasi dan disesuaikan dengan kondisi phisiknya."Saya mengalami kecelakaan beberapa tahun lalu ,hingga kedua kaki saya harus diamputasi.Tapi saya tidak ingin hidup saya jadi beban orang lain .Sebagai Sopir taksi, saya dapat menjalani hidup seperti orang lain" "Okay, have a nice day " kata James sambil melambaikan tangan dan menutup pintu taksinya.

Pelajaran Hidup Yang Sangat Berharga
Pembicaraan dengan James yang tidak lebih dari 2 menit,sungguh merupakan sebuah pelajaran hidup bagi diri saya. Tak terbayangkan ,bagaimana dengan kedua kaki (maaf)buntung,mengemudikan taksi. Dalam percakapan singkat tadi siang,tak setitikpun James menunjukkan rasa keluh kesahnya,baik dalam mimik wajahnya maupun dalam tutur katanya. Padahal ada begitu banyak orang yang beruntung memiliki anggota tubuh yang lengkap begitu terbentur masalah hidup,terus berkeluh kesah sepanjang hari.

Pertemuan singkat ini terbawa dalam pikiran saya hingga tiba dirumah. Masih penasaran,saya coba melacak di website resmi RMS -Road Maritime Service,tentang aturan yang mengizinkan orang disable mendapatkan Driver Lisence untuk mengemudi.Ternyata memang benar adanya Untuk jelasnya,saya  kutip satu alinea yang berhubungan dengan kondisi tersebut, sebagai berikut :

Driving with a disability
If you have a physical disability, you'll be given a fair opportunity to demonstrate your driving ability in a standard driving test. If required, you can take a disability driving test, which takes into account your capabilities and any aids or vehicle modifications you need to drive. (http://www.rms.nsw.gov.au/roads/licence/health/driving-with-disability.html)

Yang dapat diterjemahkan secara bebas:"Bila anda memiliki kekurangan secara phisik,anda akan diberikan kesempatan yang fair untuk menunjukkan kemampuan mengemudi ,melalui uji coba mengemudi yang berlaku secara umum. Bilamana dibutuhkan ,maka anda dapat menempuh uji coba mengemudi khusus untuk para difabel,sesuai dengan kemampuan diri anda dan segala sesuatu bantuan atau mungkin kendaraan yang akan anda kemudikan dimodifikasi sesuai kondisi phisik anda."

Mudah mudahan tulisan ini dapat dijadikan sebuah cemeti bagi kita, untuk berhenti berkeluh kesah,dalam menghadapi berbagai masalah hidup.Kita bisa belajar dari James yang kedua kakinya sudah diamputasi,namun tidak ingin hidupnya menjadi beban bagi orang lain.Dan James sudah membuktikan,bahwa ia mampu menjadi dirinya sendiri. Mengapa tidak ada foto James? Sungguh tidak tega saya memotret orang yang lagi merangkak dilantai.

Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun