![sam-1614-jpg-583ef093ba22bd40058b458a.jpg](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/11/30/sam-1614-jpg-583ef093ba22bd40058b458a.jpg?t=o&v=555)
Dengan terbukanya peluang dan kesempatan bagi mereka untuk menuangkan ide idenya secara bebas dan bertanggung jawab,maka secara tidak langsung mahasiwa ini sudah dipersiapkan,untuk kelak menjadi :'Sarjana Siap Pakai"
Beruntung ,mereka bukan hanya mendapatkan perhatian dari universitas dimana mereka menangguk ilmu, tetapi sekaligus diberikan jalan dan wadah untuk menampung aspirasi dan kreasi mereka.  Magang tidak harus dikantor kantor,tapi bisa dimana saja,seperti yang tampak dilakukan oleh kedua mahasiswa ini. Tentu mahasiswa jurusan seni tidak hanya mereka berdua, tapi ada ratusan  jumlahnya,yang berpencar diberbagai sektor dan bangunan. Wan dan Nami,hanyalah merupakan wakil dari mahasiswa lainnya,yang kami jumpai siang ini.
![sam-1590-jpg-583ef11a517a61130a7ab05f.jpg](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/11/30/sam-1590-jpg-583ef11a517a61130a7ab05f.jpg?t=o&v=555)
Ncik Menulis Dimana?Â
Sebelum berpisah,Wan dan Nami,sempat menanyakan ,saya menulis dimana? Langsung saja saya tuliskan disecarik kertas :" Kompasiana" dan mengajak mereka untuk ikut menikmati tulisan di Kompasiana. Yang akan saya sharingkan di facebook,untuk mempermudah keduanya mencari artikel dimaksud.Sebuah contoh,bahwa tidak hanya mahasiswa di Australia saja,yang begitu selesai studynya, secara serta merta menjadi Sarjana siap pakai. Ternyata di Malaysia juga sudah diterapkan metoda ini.Setidaknya,untuk jurusan seni ,seperti yang saya saksikan. Mereka sudah mendapatkan pekerjaaan ,sebelum menjadi sarjana.Â
Mungkin tulisan kecil ini,dapat menjadi masukkan bagi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kalau ada hal yang baik,walaupun dari negara lain,tidak ada salahnya ,dijadikan acuan,demi masa depan anak anak didik kita. Agar istilah :"sarjana  pengganguran" secara bertahap akan pupus dari kamus kita.Â
"Titip salam untuk Indonesia" kata keduanya dengan senyum penuh ketulusan dan persahabatan.
Kami berpisah,karena keduanya tampak sudah membereskan kelengkapan kerjanya dan kami juga akan kembali ke kamar untuk istirahat.
Genting Highland, Malaysia,30 November, 2016
Tjiptadinata Effendi