Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tanggung Jawab sebagai Kepala Keluarga (Sebuah Renungan)

2 Agustus 2016   06:07 Diperbarui: 2 Agustus 2016   07:31 4771
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: kompasiana.com

Ilmu pengetahuan adalah pintu menuju keberbagai jalan untuk dapat meraih kehiduipan yang layak. Adalah kewajiban dari Kepala Keluarga untuk menghantarkan anak anak ,setidaknya sampai kepintu ini. Dan selanjutnya setelah dewasa menjadi tugas anak masing masing ,menempuh perjaanan hidup sesuai dengan pilihannya masing masing,

Membangun rumah tangga dengan cinta yang tulus,memang mutlak diperlukan,karena tanpa dilandasi dengan cinta kasih yang tulus, tidak akan ada kebahagiaan .Akan tetapi perlu diingat,bahwa cinta tidak mengenyangkan . Orang tidak akan mampu bertahan hidup ,hanya dengan mengandalkan cinta saja, Perlu kerja keras untuk dapat memenuhi kebutuhan pokok manusia ,yakni makan minum dan berpakaian.serta pendidikan.

Membangun Rumah Tangga Tidak Cukup Hanya Dengan  Cinta ,Tapi Harus Diisi dengan Kerja Keras

Kesimpulannya adalah,membangun rumah tangga, tidak cukup hanya mengandalkan cinta semata,melainkan harus diisi dengan kerja keras,demi untuk orang orang yang dicintai.. Masa depan anak anak,tergantung dari cara kita membesarkan dan mendidik mereka. Ibarat menanam pohon, bila tidak diberikan pupuk dan dirawat dengan baik,bila kelak pohonnya tidak berbuah,maka itu adalah tanggung jawab kita,sebagai orang yang merawatnya.

Demikian juga,bila anak anak yang berada dibawah tanggung jawab kita,tidak mendapatkan cinta kasih dan perhatian yang tulus dengan memberikan mereka kesempatan secara maksimal dalam mempersiapkan masa depan mereka dan kelak hidup mereka terlantar,maka hal itu adalah kesalahan dan tangggung jawab kita.sebagai kepala keluarga.

Karena itu ketika orang sudah berkeluarga, maka jangan lagi mengedepankan kepentingan diri, melainkan  mempersiapkan masa depan anak anak ,seharusnya menjadi prioritas urama dalam perjalanan hidup,hingga mereka mampu hidup mandiri. Setiap keputusan yang diambil,tidak lagi hanya menyangkut diri pribadi melainkan akan membawa serta kehidupan seluruh angggota keluarga,yakni istri dan anak anak kita.

Semoga kita mampu untuk mendahulukan kewajiban terhadap keluarga ,ketimbang mendahulukan melakukan apa yang kita sukai.Pilihan itu ada ditangan kit dan kita tinggal memilih antara kesenangan diri ataukah mendahulukan kepentingan keluarga? The choise is yours ! 

Iluka, 02.08.16

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun