Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tanggung Jawab sebagai Kepala Keluarga (Sebuah Renungan)

2 Agustus 2016   06:07 Diperbarui: 2 Agustus 2016   07:31 4771
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: kompasiana.com

*Andaikata,karena kesalahan kita, tidak memberikan kesempatan kepada anak anak kita untuk menyelesaikan studynya dan kelak mereka hidup seperti digambar ini,maka itu adalah tanggung jawab kita * foto: tjiptadinata effendi

Tanggung Jawab Sebagai Kepala Keluarga Sampai Sejauh Mana?

Begitu memutuskan untuk berkeluarga,maka tanggung jawab kita tidak hanya sebatas pada diri sendiri, tapi sudah menyangkut tanggung jawab terhadap kehidupan istri kita. Dan bila sudah ada anak anak yang lahir, maka tanggung jawab kita juga bertambah yakni terhadap anak anak.Memang dalam sebuah keluarga, tanggung jawab untuk membesarkan dan mendidik anak anak bukan semata berada ditangan kepala keluarga,melainkan menjadi tanggung jawab suami dan istri.Tapi Kepala Keluarga adalah seorang Pemimpin . Dan sebagai pemimpin, bertanggung jawab sepenuhnya terhadap orang orang yang dipimpinnya.Dalam hal ini adalah istri dan anak anak .

Ketika seorang bujangan  ,karena kecerobohannya dalam bertindak,mengalami kecelakaan ,maka ia hanya bertanggung jawab terhadap diri nya sendiri .Kalau terjatuh dari motor, kaki patah atau geger otak,maka yang menanggung derita adalah dirinya sendiri.

Tetapi ketika sudah menjadi kepala keluarga, maka apapun yang dilakukannya, bila terjadi sesuatu,maka anak dan istrinya juga akan ikut menderita,walaupun pelakunya adalah dirinya sendiri.

Akibat kaki patah atau geger otak ,sehingga tidak dapat lagi mencari nafkah,bagaimana selanjutnya kehidupan anak dan istri?. Sebuah kesalahan yang dilakukan oleh kepala keluarga, dapat menyisakan kedukaan dan penderitaan bertahun tahun bagi anggota keluarganya.  Istri terpaksa harus mencari pekerjaan ,untuk dapat membiayai pengobatan suami dan sekaligus membesarkan anak anak. Bila kondisi sudah tidak dapat lagi diatasi,bisa jadi anak anak terpaksa harus berhenti sekolah.

Akibatnya ketika ia dewasa, maka sudah dapat dibayangkan bagaimana anak yang tidak bersekolah,dapat menjalani hidupnya setelah dewasa.Betapa besar penderitaan yang akan dialaminya.Bukan hanya tersisihkan dari pergaulan, ,karena ketidak mampuannya untuk bergaul dengan kalangan intelektual, juga akan menciptakan masa depan yang suram bagi mereka.

Dan semuanya ini,adalah tanggung jawab kita sebagai Kepala Keluarga.

Anak Anak Kelak Menikah 

Anak anak yang ditelantarkan oleh ayahnya, karena bertindak sembrono atau ugal ugalan, suatu waktu walaupun hidup morat marit,akan menikah dan punya anak anak. Bayangkan bagaimana seorang anak yang tidak bersekolah kemudian dewasa ,,menikah dan memiliki anak anak ,menjalani hidup mereka.

Knowlegde is the way to success

Ilmu pengetahuan adalah pintu menuju keberbagai jalan untuk dapat meraih kehiduipan yang layak. Adalah kewajiban dari Kepala Keluarga untuk menghantarkan anak anak ,setidaknya sampai kepintu ini. Dan selanjutnya setelah dewasa menjadi tugas anak masing masing ,menempuh perjaanan hidup sesuai dengan pilihannya masing masing,

Membangun rumah tangga dengan cinta yang tulus,memang mutlak diperlukan,karena tanpa dilandasi dengan cinta kasih yang tulus, tidak akan ada kebahagiaan .Akan tetapi perlu diingat,bahwa cinta tidak mengenyangkan . Orang tidak akan mampu bertahan hidup ,hanya dengan mengandalkan cinta saja, Perlu kerja keras untuk dapat memenuhi kebutuhan pokok manusia ,yakni makan minum dan berpakaian.serta pendidikan.

Membangun Rumah Tangga Tidak Cukup Hanya Dengan  Cinta ,Tapi Harus Diisi dengan Kerja Keras

Kesimpulannya adalah,membangun rumah tangga, tidak cukup hanya mengandalkan cinta semata,melainkan harus diisi dengan kerja keras,demi untuk orang orang yang dicintai.. Masa depan anak anak,tergantung dari cara kita membesarkan dan mendidik mereka. Ibarat menanam pohon, bila tidak diberikan pupuk dan dirawat dengan baik,bila kelak pohonnya tidak berbuah,maka itu adalah tanggung jawab kita,sebagai orang yang merawatnya.

Demikian juga,bila anak anak yang berada dibawah tanggung jawab kita,tidak mendapatkan cinta kasih dan perhatian yang tulus dengan memberikan mereka kesempatan secara maksimal dalam mempersiapkan masa depan mereka dan kelak hidup mereka terlantar,maka hal itu adalah kesalahan dan tangggung jawab kita.sebagai kepala keluarga.

Karena itu ketika orang sudah berkeluarga, maka jangan lagi mengedepankan kepentingan diri, melainkan  mempersiapkan masa depan anak anak ,seharusnya menjadi prioritas urama dalam perjalanan hidup,hingga mereka mampu hidup mandiri. Setiap keputusan yang diambil,tidak lagi hanya menyangkut diri pribadi melainkan akan membawa serta kehidupan seluruh angggota keluarga,yakni istri dan anak anak kita.

Semoga kita mampu untuk mendahulukan kewajiban terhadap keluarga ,ketimbang mendahulukan melakukan apa yang kita sukai.Pilihan itu ada ditangan kit dan kita tinggal memilih antara kesenangan diri ataukah mendahulukan kepentingan keluarga? The choise is yours ! 

Iluka, 02.08.16

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun