Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa di Australia Tidak Ada Tawuran Pelajar?

26 April 2016   07:37 Diperbarui: 26 April 2016   07:47 881
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selama jam sekolah tak seorangpun boleh masuk bahkan kepekarangan sekolah

Tugas jualan di kantin, dilakukan orang tua murid secara bergiliran(voluntir)

Sewaktu waktu seluruh tas siswa diperiksa

Bila kedapatan benda tajam ,maka pada hari itu juga orang tua dipanggil

Pulang sekolah ada bus sekolah yang setiap hari antar jemput

  • Bus ini memang bertugas setiap hari di sekolah yang sama.
  • Sehingga anak anak berada dalam satu bus ,dari sekolah yang sama.
  • Bagi anak anak yang masih kecil, hanya boleh dijemput orang yang namanya terdaftar
  • Orang tua wajib meninggalkan nomer Ponsel,yang bisa dihubungi sewaktu waktu
  • Guru Piket,tidak diijinkan pulang ,selama masih ada pelajar yang belum dijemput
  • Anak anak diikut sertakan dalam berbagai kegiatan ,sepulang sekolah’
  • Latihan karate,, taekwondo, music, seni tari , gynanstic. Tenis dan beragam olah raga lainnya
  • Tidak ada anak anak yang keluyuran dijalan
  • Bila ada undangan Ultah ataupun acara sekolah,
  • maka anak anak diantarkan dan dijemput oleh keluarga,
  • Tidak ada istilah anak pergi jalan-jalan dengan teman tanpa ada acara tertentu.

 Bila terjadi perkelahian diluar sekolah, maka yang dibawa ke kantor polisi bukan hanya pelajarnya, tetapi orang tua dari keduanya. Bila dianggap orang tua tidak mampu mengurus anaknya,maka petugas dinas sosial akan mendatangi orang tua dan memberikan peringatan. Bila masih terjadi, maka anak akan berada dalam pengawasan negara.

 Selama ini yang terjadi hanyalah pembahasan ,seminar ,symposium tentang meningkatnya tindak kriminal di kalangan siswa, disebakan karena  kurangnya pendidikan agama dan  etika  dari sekolah. Yang  bukan hanya mengakibatkan tawuran antar pelajar, peredaran obat terlarang, bulying serta berbagai tindak pidana .

Dari mulai pemerasan antar pelajara, hinga meningkat pada tindak pidana yang serius. seperti penodongan di kendaraan umum, yang pelakunya adalah pelajar berseragam sekolah.Bila hal ini tetap segera dicarikan solusinya dan hanya sekedar wacana yang menghabiskan waktu dan uang negara, maka  apa yang diharapkan dari anak anak ini kelak?

Mungkinkan dari sosok seperti ini akan terlahir generasi penerus bangsa, yang merupakan harapan seluruh bangsa Indonesia?

Semoga artikel ini dapat menjadi masukan bagi Pemerintah Indonesia ,para pendidik,serta para orang tua murid tentang bagaimana melakukan tindakan preventif untuk menutup semua celah,Agar tidak ada kesempatan anak-anak untuk tawuran dengan alasan apapun.

Diharapkan agar kita semua terjaga untuk melakukan tindakan yang konkrit dan jangan jangan sampai terlena sebatas wacana dan perdebatan . Jangan sampai ada stempel NATO – No Action, Talking Only ‘atas diri kita semua,sebagai bangsa Indonesia!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun