Mohon tunggu...
Tjhen Tha
Tjhen Tha Mohon Tunggu... Insinyur - Speed, smart and smile

\r\nIa coba menjelaskan bahwa kebiasaan dalam keluarga kita selalu menggunakan nick-name atau panggilan sayang, huruf (i) didepan nama Tjhentha bukanlah arti turunan produk Apple seperti iPhone, iPad atau iPod tapi itu adalah sebutan sayang untuk orang yang dicintai. jadi huruf (i) di depan nama itu bukanlah untuk maksud pembeda gender. Tjhentha itu sendiri berasal dari dua suku kata Tjhen Tha, karena dulu belum ada huruf C maka di tulis Tj dan aslinya adalah Chen Tha yang berarti Cin-Ta.\r\niCinta dalam artian makna orang yang dicintai dalam kondisi pasif (dicintai) karena ia masih dalam kandungan. Ketika ia sudah lahir, iCinta berubah menjadi Cinta yang berubah peran jadi aktif sebagai kata kerja atau kewajiban (mencinta). Kewajiban Cinta sama derajadnya seperti kewajiban sholat, haji, puasa, zakat dll. sebagaimana dituliskan dalam Qs 42:23.\r\n“Katakanlah hai Muhammad, tidak aku pinta upah atas dakwahku kepada kalian melainkan kecintaan kalian kepada keluargaku (Ahlulbait).”\r\nOrang tuaku menyampaikan pesan dan wasiatnya dalam namaku untuk membayarkan utang mereka kepada Rasulullah yang telah mengajarkan Islam kepada mereka.\r\nSemoga aku bisa membayar hutang-hutang kami kepada Rasulullah saw dengan men-Cintai Ahlulbaitnya

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Berkendara di Iran (tulisan-2)

6 September 2018   16:12 Diperbarui: 9 November 2018   14:14 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah keluar masuk gang diantara bangunan yang dilapisi dinding terbuat dari lumpur, akhirnya kami menemui "Vali Traditional Hotel", nama hotel yang harus diingat karena disinilah banyak keajaiban dimulai.

Berbeda pada bangunan rumah pada umumnya yang dibangun menjulang atau bertingkat ke atas, di Yazd ini bangunan menjulang ke bawah. Kami dibawa dua lantai kebawah menuju tempat makan yang berupa bale-bale untuk duduk lesehan disusun mengelilingi sebuah kolam.

Untuk negeri beriklim gurun, sebuah kolam adalah ungkapan kemewahan. Disinilah menu utama yang dipesan tersajikan tentunya tidak jauh dari nasi dan ayam sesuai selera nusantara.

Ternyata restoran ini bukanlah bagian terbawah dari bangunan, ketika menuju toilet atau dapurnya kita akan turun satu lantai lagi. Ketika selesai makan, pemilik hotel menawarkan apakah kami berminat melihat-lihat ruang bawah.

Turun lagi ke mbawah sekitar tiga lantai dan setiap lantainya berisi ruangan untuk bersantai atau ngadem dimusim panas dan akhirnya lantai dasar berupa ruang duduk yang ditengahnya mengalir air yang jernih. Ditengah-tengah ruangan terlihat sinar matahari menerobos masuk melalui menara penangkap angin.

Kalau kita sedikit ingin tahu, kira-kira dari mana air itu mengalir dan kemana air itu mengalir. Ternyata sistim pendingin alam ini juga termasuk teknologi terkemuka temuan Persia sejak jaman kerajaan Archaemenid pada 7 abad sebelum masehi dan dicatat oleh UNESCO sebagai peninggalan sejarah.


Kalau di Bali kita mengenal istilah "Subak" sebagai sistim irigasi sawah bertingkat dan di bumi Persia ini mereka mengenal sistim irigasi "Qanat" yang mengairi rumah-rumah dan bangunan dari sumber air sejauh 6 km yang digali menembus bukit batu dengan lebar 1 meter persegi.

Di Iran ada tercatat 363.000 Qanat yang tersebar keseluruh negeri yang kalau ditotal panjangnya sebanyak 9 kali lebih panjang equator bumi atau hampir sama panjang jarak dari bumi ke bulan. Sumur Qanat terdalam adalah 300 meter di Gonabad provinsi Khorasan dan bisa dibandingkan dengan dalamnya Danau Toba yang 400 meter.

Wind-Cathers dan Qanat merupakan teknologi temuan Persia yang menjadi saksi kemajuannya dimasa lalu. Jika saja perjalanan ini hanya menyaksikan teknologi tinggi ini mungkin sudah melebihi dari yang diharapkan. Sebelum melanjutkan perjalanan ke kota berikutnya, kami bermaksud mampir ke Zoroaster Fire Temple tempat agama utama Persia terdahulu, agamanya sahabat Salman al Farisi ra.

Yazd dari dulu adalah tempat berkembangnya berbagai agama. Kabarnya banyak Yahudi di Israel seperti Ariel Sharon juga berasal dari Yazd. Yazd berarti kota suci dalam agama Zoroaster yang sudah berkembang seribu lima tahun sebelum masehi dan menjadi agama utama kerajaan-kerajaan di Persia secara turun temurun.

Orang-orang Eropa menyebut agama Zoroaster dengan Zarathustra. Philosof Jerman Fredrich Nietsche sangat terinspirasi dengan agama ini dan menggunakanya sebagai kritiknya kepada agamawan yang memanfaatkan agama untuk kepentingan politik pada saat itu dengan menulis novel dengan judul "Also Sprach Zarathustra" yang berarti maka berbicaralah Zarathustra.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun