Mohon tunggu...
Tjatur Piet
Tjatur Piet Mohon Tunggu... Swasta -

Saya biker...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Nurul Arifin, Kamu Dicari Naga Bonar!

8 September 2015   13:35 Diperbarui: 8 September 2015   14:26 1264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa yang membuat Indonesia menarik ??

Kalau masalah keaneka ragaman budaya dan kekayaan alamnya itu mah sudah pasti, tapi ini masalah lain yang membuat kita sebagai warga negaranya merasakan bahwa Indonesia itu menarik.

Sudah 70 tahun kita merdeka tetapi sejak kapan kita merasakan lebih merdeka ? Saya melihat hal itu setelah krismon tepatnya ketika Presiden Soeharto lengser dari jabatannya kemudian diganti oleh BJ Habibie dan kemudian Gus Dur terpilih menjadi Presiden. Gus Dur lah yang membuat kita lebih bebas mengemukakan pendapat, beliaulah presiden yang dengan santai bilang bahwa Anggota DPR seperti anak-anak TK (kalau kata Arswendo, pernyataan itu sangat melukai... melukai anak-anak TK, masa mereka disamakan dengan anggota DPR... hehehe..)

Kebebasan mengemukakan pendapat semakin bertambah sejak media sosial muncul di bumi ini, orang Indonesia yang senang ngomong di kombinasikan dengan medsos menjadikan pasangan yang klop. 

Akhirnya Masyarakat Indonesiapun tidak segan-segan mengkritisi pemerintah maupun anggota dewan, semua "diomongin". Sudah berapa ratus kali  presiden Jokowi menjadi bahan omongan media, mulai cara kerja blusukan yang dianggap pencitraan, ngomong inggris yang belepotan, pake jas yang nyeleneh, pake baju tentara yang tidak pantas dan lain lain, begitupun dengan anggota dewan yang disorot tidak tahu diri minta fasilitas lebih tetapi kinerjanya kurang sekali, meminta sesuatu berkali-kali padahal mereka sudah tahu bahwa rakyat akan tidak setuju, minta kasur empuk padahal kalau di tempat sidang tidur juga, malah karena enak tidur sampai lupa kebablasan dan akhirnya tidak ikut sidang, yang terakhir masyarakat mengkritisi Ketua DPR dan rombongan bikin jadwal sendiri ketemuan sama orang terkenal, mungkin biar semakin terkenal  seperti si Udin Sedunia, dan tanpa berfikir jauh aksesori jam tangan yang harganya bisa buat ngasih makan enak rakyat miskin yang diwakilinya pun di pakai.

Salah seorang staff khusus DPR, Nurul Arifin  di http://nasional.tempo.co/read/news/2015/09/07/078698283/geger-ketua-dpr-ketemu-trump-begini-cerita-nurul-arifin  , saya petik : "Pertemuan dengan Donal Trump dibesar-besarkan seolah hendak mengalihkan isu kondisi ekonomi Indonesia saat ini," kata Nurul, saat dihubungi, Sabtu, 5 September 2015.

Menurut Nurul, masyarakat Indonesia seharusnya lebih peduli terhadap kondisi rupiah yang melemah, harga-harga barang yang melonjak, serta pengangguran yang terus bertambah. Dia mengatakan, isu ini diolah sengaja untuk mengalihkan isu-isu substansial tersebut."

Ini ke dua kali saya muak dengan Ucapan Nurul Arifin setelah dulu saya pernah merasakan hal yang sama dan saya tulis di Kompasiana (baca : http://m.kompasiana.com/tjaturpiet/nurul-arifin-kemane-aje-lu_54f94144a3331142038b4952 )

Sangat disayangkan, mengapa malah mereka yang tidak kritis dengan nasib bangsa ?? Tindakan mereka hanya mereka nilai sendiri dan kalau sudah begitu otomatis hasilnya adalah benar dan benar, mereka tidak berfikir jauh ke depan bahwa mereka adalah wakil rakyat dan harusnya tahu mau rakyat bagaimana. 

Karena ingin tenar, terkenal bisa ketemu sama orang sekelas Donald Trump hidung mereka seperti dicocok persis seperti kerbau yang mau ditarik kesana kesini, tidak tahu itu acara apa dan posisi mereka bagaimana, mwreka tidak melihat bahwa dengan teknologi sekarang ini semenit mereka di ngamerika sana, kita di Indonesia sudah tahu apa yang mereka lakukan.

Nurul Arifin nampaknya dia tidak sadar bahwa dia pernah jadi selebriti, banyak mata, hidung dan telinga selalu mengikuti kemana dia pergi, melihat dan mendengar apa yang dia katakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun