Mohon tunggu...
Tjan Sie Tek
Tjan Sie Tek Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengusaha, Konsultan, Penerjemah Tersumpah

CEO, Center for New Indonesia; Sworn Translator, member The Indonesian Translators Association (Ind. HPI)

Selanjutnya

Tutup

Money

Belajar Bisnis Properti dari BUMD Gajah China: Greenland Group, Shanghai

4 Desember 2018   12:36 Diperbarui: 8 Desember 2018   12:03 859
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13. Menurut kantor berita Xinhua pada 3 Januari 2018, untuk membantu "mendinginkan" kondisi bisnis properti, selama tahun 2017, pemerintah di 300 buah kota di China menjual hak pakai atas lahan seluas 95.036 hektar (950,36 juta m2) yang  35.433 hektar di antaranya adalah untuk pemukiman, naik 24% dibandingkan dengan yang tahun 2016. Ke-300 buah kota itu mendapatkan dana sejumlah USD 620 miliar (IDR 9.500 triliun, atau sekitar 4,5 x APBN Indonesia untuk tahun 2017). Itu berarti, harga hak pakai tersebut adalah IDR 10 juta per m2.

14. Harga tanah di 4 kota tingkat 1: Beijing, Shanghai, Shenzhen dan Guangzhou jauh di atas itu. Contoh, belum lama ini pemerintah kota Shanghai berhasil melelang hak pakai senilai IDR 82 juta per m2.

15. Harga jual apartemen/kondo menengah-atas di daerah-daerah utama yang ada di 4 kota besar itu rata-rata sekitar IDR 176 juta per m2!!! Jadi, apartemen seluas 80 m2 berharga sekitar IDR 14,080 miliar!!! 

Karena itu, pemerintah China sudah memasang harga maksimum dan juga memaksa para developer menurunkan harga jual produk mereka. Salah satu hasilnya, harga apartemen baru di Kecamatan Longhua, salah satu daerah utama di Kota Shenzhen, dijual seharga sekitar IDR 135 juta per m2, yaitu harga maksimum yang ditetapkan oleh Kota Shenzhen untuk daerah itu padahal sebuah proyek lainnya yang dibangun dengan kualitas yang  serupa oleh developer yang sama juga dijual dengan harga yang sama pada akhir tahun 2015. Saat ini harga jual apartemen di proyek lain itu adalah sekitar IDR 220 juta per m2.  

Harga yang tinggi sebagian disebabkan oleh kurangnya pasokan lahan baru untuk pemukiman. Kota Shenzhen juga membatasi pasokan lahan untuk pembangunan apartemen baru menjadi hanya 2 juta m2 per tahun. Foshan, salah satu kota tetangganya, memasok sekitar 10 juta m2 per tahun. 

 Greenland Holdings, konglomerat Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kota Shanghai melalui SASAC Shanghai 

Greenland Holdings Corp., Ltd., atau Greenland Group, didirikan pada 1992 di Shanghai dan tercatat di Bursa Efek Shanghai (SSE) sejak 2014 melalui backdoor listing dan sejak 2017 menjadi salah satu komponen SSE 50 (50 perusahaan blue chip), bergerak dalam usaha pengembangan properti (developer) dan usaha-usaha yang terkait. Saat ini Greenland Group adalah pengembang properti milik negara yang terbesar di China dan pengembang terbesar ke-4 di China berdasarkan pendapatan.

A. Sejumlah Properti yang terkenal milik Greenland Group di China dll

1. Intercontinental Hotel, tinggi 450 m, hotel Intercontinental yang tertinggi di dunia,   di Nanjing Greenland Center. Hotel ini berkelas Bintang Lima Super.

2. JW Marriott Hotel, di Zhengzhou Greenland Center, saat ini juga merupakan gedung terjangkung di China Bagian Tengah.

3. Crowne Plaza Hotel, di Xuzhou Greenland Center

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun