(b) Tingginya angka negative NIIP Indonesia terhadap GDP dibandingkan dengan negeri tetangga, misalnya Malaysia dan Thailand;Â
(c) Peringkat surat utang Indonesia (pemerintah dan swasta) pasti lebih tinggi daripada yang Malaysia, Thailand, Jepang, Jerman dan China;
(d) Kurs IDR rentan terhadap mata uang asing yang kuat sehingga nilai aset PMA yang ada di Indonesia dan dibukukan dalam IDR bisa turun ketika diubah menjadi USD dalam perhitungan NIIP;
(e) Dll
Kesan negative itu akan bertambah kuat jika (i) cadangan forex kita berkurang karena keluarnya banyak investasi portofolio asing; (ii) neraca berjalan dan/atau neraca modal kita mengalami deficit cukup besar secara terus-menerus. Ada juga faktor-faktor lain yang turut memperkuat persepsi itu.
Catatan: banyak negeri maju, misalnya AS dan Australia, adalah negeri debitur juga menurut NIIP, tetapi AS berutang 100% dalam USD dan Australia berutang mayoritas dalam AUD dan tidak perlu membeli mata uang asing untuk melunasinya. Utang-utang mereka bisa menjadi masalah bagi mereka kalau ada resesi global atau resesi dalam negeri masing-masing, atau USD dan AUD tidak laku lagi di LN.
7. NIIP Malaysia dan Thailand lebih bagus daripada NIIP Indonesia sehingga  Peringkat Surat Utang mereka di atas Peringkat Surat Utang Indonesia
7.1 NIIP Malaysia positif sekitar 8,5% per akhir 2015 terhadap GDP 2015 dan turun menjadi positif 5,25% per akhir 2016 terhadap GDP Malaysia 2016 sehingga Malaysia tetap sebagai negeri kreditur. Tetapi, per akhir 2017, NIIP Malaysia adalah minus MYR 19,3 miliar (USD 4,82 miliar), atau -1,46% dari GDP tahun 2017 (www.dosm.my, press release NIIP 4th quarter 2017).
Contoh investasi Malaysia di LN: Petronas, CIMB dll. Per akhir Juni 2017, investasi langsung (direct investment) dan investasi portofolio Malaysia di LN berjumlah MYR 908 miliar (sekitar USD 200 miliar) (thestar.com.my, 20 November 2017).
Sebagai perbandingan, NIIP Singapura per akhir 2015 dan 2016 adalah positif sekitar 188% dan 214% dari GDP Singapura pada 2015 dan 2016 sehingga Singapura adalah negeri kreditur yang paling makmur di Asia Tenggara. Rekor NIIP Singapura adalah positif 265% per akhir 2006 terhadap GDP 2006 Singapura, yaitu sebelum Resesi Besar di AS (2007-2008) yang disusul oleh sejumlah negeri Uni Eropa.
7.2 NIIP Thailand  minus sekitar 10% (per akhir 2015 dan 2016 terhadap GDP Thailand) dan turun menjadi minus 7,2%  per akhir 2017 terhadap GDP Thailand sehingga Thailand adalah negeri debitur (lihat www2.bot.or.th).