Mohon tunggu...
Tjan Sie Tek
Tjan Sie Tek Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengusaha, Konsultan, Penerjemah Tersumpah

CEO, Center for New Indonesia; Sworn Translator, member The Indonesian Translators Association (Ind. HPI)

Selanjutnya

Tutup

Money

Prospek Dolar AS dan Rupiah versus Yuan (RMB)

4 Februari 2018   11:25 Diperbarui: 7 Mei 2019   23:09 13682
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Catatan:

1. Pemerintah China sedang melihat-lihat apakah kenaikan kurs CNY mengganggu kinerja ekspor China. Mereka bisa membuat keputusan untuk mengerem kenaikan CNY jika diperlukan, terutama jika kenaikan tersebut terlalu cepat dan drastis.

2. Kenaikan kurs CNY jelas akan menambah kaya bangsa China jika diukur dalam USD dan IDR. Dampaknya: sebagian investor China akan segan berinvestasi di LN karena akan rugi selisih kurs tukar CNY ketika investasinya dihitung dalam CNY.

3.Sebaliknya, sebagian investor AS cenderung berinvestasi di luar AS jika USD terus-menerus melemah. Mereka juga ingin melindungi nilai asset mereka terhadap mata uang kuat lainnya, terutama CNY saat ini. Salah satu jalan: membeli obligasi, saham dan asset lain dalam CNY sehingga akan untung dua kali: kenaikan kurs CNY terhadap USD dan imbal hasil yang berupa dividen, bunga maupun kenaikan harga asset yang bersangkutan.

Mereka juga menyebarkan risiko dengan membeli asset-aset yang serupa di banyak negeri lain, terutama Asia, yang mencakup Indonesia. Karena itu, (i) harga saham di BEI telah naik; (ii) nilai tukar mata uang di Asia Tenggara dan Timur naik tinggi sekali; contoh: Ringgit (12%), Won (11,7%), Baht (11%), dolar Taiwan (8%), SGD (7,6%), Rupee India (7,2%) selama 2017.

4. Bangsa AS terkenal sebagai satu-satunya negeri besar yang dalam sejarahnya sejak merdeka tahun 1776 belum pernah dibantu oleh bangsa lain dalam menyelesaikan krisis ekonomi mereka, misalnya Depresi Besar 1928, Resesi Besar 2007 dll. Mereka terkenal kreatif. Barangkali sekarang mereka agak "ngantuk" karena terlalu lama menjadi negeri superpower satu-satunya di dunia tanpa saingan: paling kuat secara teknologi, ekonomi, keuangan dan politik, sejak runtuhnya Uni Soviet awal tahun 1990-an.

Jika mereka tersadar secara nasional, mungkin mereka akan bisa memperbaiki keadaan keuangan. Mereka punya segala-galanya: produktivitas yang salah satu tertinggi di dunia, modal, teknologi, kreatif dll.

Contoh: Presiden Trump punya target "Make America Great Again (MAGA)" untuk mengembalikan kejayaan industri manufakturnya, yang hampir 50%-nya telah lari ke LN, terutama China dan Meksiko. Juga, pemotongan pajak perusahaan dari 35% menjadi 21%, di bawah pajak perusahaan kita yang 25%!!! Hasilnya: Apple dkk sudah bawa pulang keuntungan mereka di LN dan membayar pajak tersebut. Apple juga berkomitmen mendirikan berbagai fasilitas manufaktur dan R&D di AS. 

Di newsroom www.apple.com, Apple mengumumkan seperangkat investasi senilai USD 350 miliar di AS untuk lima tahun ke depan, antara lain: pengkaryaan langsung, belanja dan investasi bersama-sama dengan supplier dan produsen dalam negeri Apple dan mendorong ekonomi aplikasi yang sedang berkembang cepat karena iPad dan App Store.

i. Salah satu ganjalan AS: Partai Republik dan Partai Demokrat di AS bertengkar terus.

Contoh: proyek kereta api cepat San Fransisco-Los Angeles yang hanya sekitar  518 km  sudah hampir 14 tahun direncanakan tapi sampai sekarang belum juga dibangun; anggarannya meningkat dari USD 5 miliar menjadi USD 14 miliar. Di China, jalan KA sepanjang itu biasanya selesai 3-4 tahun dengan biaya 1/3-nya dan bermutu tinggi sekali.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun