desismu pada daun luruh: " hidup hanya riak ombak yang kelak tedampar di pesisir.pasir akan melukiskan telapak-telapak kakimu, jejak yang kelak akan dieja oleh anak-anakmu yang berlarian telanjang menciorat-cipratkan air garam ke langit menjadi burung-burung,camar yang paruhnya mematuki dinding-dinding kabut, meminta awan menggelembungkan kristal-kristal gerimis jadi manik-manik hujan, basahi nyiur, sirami lokan, merayu ikan-ikan untuk bentangkan sirip, membujuk kerang dan rumput laut untuk rebah di bawah sisa-sisa cahaya rembulan".
desismu, lagi: "inilah kenangan terindah yang sempat dicatat waktu dan dilukis cuaca saat angin laut mengerucutkan palung.keringatmu yang segaram buih laut menjelma surat wasiat.kitab untuk anak-anakmu yang kian rumbuh belajar riwayat.anak-anakmu kelak akan menggantikanmu menjadi penjaga rembulan pemburu mentari lantas juga akan melukiskan tapak-tapak kakinya di pasir pesisir lantas mencipratkan-cipratkan air garam ke langit meminta hujan menaburkan kuncup-kuncup doa bagi semesta".