Tak terasa, sudah hampir setahun sejak rakyat Indonesia menaruh harap di bilik suara. Waktu berjalan cepat, seperti anak kecil yang baru kemarin belajar bicara, tahu-tahu sudah pandai berdebat soal calon presiden di rumah.
Tanggal 20 Oktober 2024 terasa baru kemarin. Saat itu, layar televisi menayangkan wajah dua sosok yang kontras tapi saling melengkapi, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Yang satu, seorang jenderal senior, penuh pengalaman, berwibawa dan kadang temperamental.
Yang satu lagi, anak muda, tenang, kalem, dengan gaya bicara khas milenial.
Kini, hampir setahun sudah mereka memimpin negeri ini. Dan seperti biasa, rakyat mulai bertanya dengan nada khas warung kopi,
"Udah setahun nih, apa yang berubah?
Beras masih segitu, bensin malah naik. Tapi katanya makan gratis, beneran gratis gak sih?"
Kalimat seperti ini mungkin terdengar sederhana, tapi justru di sanalah inti dari evaluasi pemerintahan sesungguhnya, bukan seberapa banyak konferensi pers diadakan, tapi seberapa besar perubahan yang benar-benar terasa di meja makan rakyat.
Satu tahun pemerintahan Prabowo--Gibran diwarnai stabilitas politik, program makan gratis, dan harapan rakyat akan perubahan nyata dalam kehidupan sehari-hari. - Tiyarman Gulo
Dua Gaya, Satu Kepemimpinan
Prabowo--Gibran adalah duet yang unik. Tak banyak negara punya pasangan pemimpin dengan jarak usia hampir empat dekade, tapi tetap tampak kompak di depan publik.
Prabowo membawa wibawa dan ketegasan seorang prajurit tua, sementara Gibran membawa citra muda, digital, dan gaya komunikasi yang lebih luwes.
Bagi sebagian orang, pasangan ini seperti eksperimen politik antara masa lalu dan masa depan.