Mohon tunggu...
Tiyarman Gulo
Tiyarman Gulo Mohon Tunggu... Penulis

Menulis adalah jalan cuanku!

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Tragedi Berulang, Hijrah, Karyawan PT PNM (BUMN) Meninggal, Siapa Pelakunya?

21 September 2025   11:35 Diperbarui: 21 September 2025   13:52 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Hijrah, Karyawan PNM (tribunnews.com/Yandi Triansyah) 

Pagi itu, warga Desa Sarjo, Pasangkayu, dikejutkan oleh penemuan jasad seorang perempuan muda. Tubuhnya tergeletak di bawah pohon kelapa, dengan leher terikat pakaian kerjanya sendiri. Ia bukan orang asing. Namanya Hijrah, 19 tahun, seorang pegawai PT PNM (BUMN).

Kabar itu menyebar cepat, menimbulkan gelombang duka dan kemarahan. Bagaimana mungkin seorang anak muda yang dikenal ramah dan tekun bekerja, berakhir dengan cara setragis itu?

Hijrah seharusnya masih sibuk menagih cicilan nasabah, bercita-cita memperbaiki hidup, dan merawat neneknya yang sudah renta. Tapi takdir berkata lain, hidupnya terhenti di sebuah kebun, dalam kondisi yang sulit diterima akal sehat.

Hijrah, pegawai PNM di Pasangkayu, tewas tragis saat bertugas. Kisah hidupnya ungkap risiko pekerja lapangan dan harapan akan keadilan. - Tiyarman Gulo

Kronologi Sebelum Kepergian

Semuanya bermula Kamis malam, 18 September 2025. Hijrah masih sempat berkabar lewat WhatsApp dengan rekannya, Wizrah. Pesannya terdengar getir. Ia mengaku takut karena dibonceng oleh seorang pria, suami salah satu nasabah. Katanya, ia diajak mengambil uang. Namun alih-alih menuju rumah, jalan yang ditempuh malah mengarah ke kebun.

"Dia bilang takut, karena jalan dilewati malah masuk ke kebun," kata Wizrah kepada media. Setelah itu, kontak Hijrah terputus. Nomor ponselnya tidak lagi bisa dihubungi.

Keesokan harinya, sepeda motornya ditemukan terparkir rapi di kebun warga. Helmnya masih tergantung, seolah-olah ia meninggalkan barang-barang itu dengan sengaja. Tapi keberadaan dirinya tetap misteri.

Pihak keluarga belum bisa melapor ke polisi karena aturan waktu orang hilang, harus menunggu 2 x 24 jam. Hingga akhirnya, Sabtu pagi, pencarian itu berakhir dengan penemuan jasadnya. Lehernya terlilit pakaian kerja berlogo PNM tempat ia mengabdi. Kondisinya mengenaskan, hanya tersisa pakaian dalam, dengan luka di beberapa bagian tubuh.

Polisi menduga ada kekerasan. Namun siapa pelakunya, belum jelas. Saksi yang disebut-sebut terakhir bersamanya, juga belum bisa dijadikan pegangan utama. Penyidikan masih berjalan, menunggu hasil visum dan autopsi.

Hijrah, Gadis yang Hidup untuk Neneknya

Di balik berita kriminal yang mengerikan ini, ada cerita kehidupan yang membuat dada sesak. Hijrah bukanlah gadis biasa. Sejak orangtuanya berpisah dan membina rumah tangga masing-masing, ia tumbuh dalam asuhan neneknya di Desa Maponu.

Neneknya sudah tua dan pikun, sakit-sakitan pula. Namun Hijrah tak pernah meninggalkan. Dialah yang merawat, mengurus, dan menemani neneknya. Meski sibuk bekerja di lapangan, Hijrah selalu menyempatkan diri pulang setiap Minggu. Baginya, nenek bukan sekadar keluarga, nenek adalah rumah, tempat ia kembali melepas lelah.

"Dia itu anak baik. Neneknya sudah sakit-sakitan, dan selama ini dirawat sama Hijrah," tutur sepupunya, Fini, dengan mata berkaca-kaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun