Di sisi lain, Newcastle harus menelan kenyataan pahit. Mereka kehilangan striker utama yang menjadi tumpuan gol. Lebih buruknya lagi, kabarnya manajemen memutuskan untuk tidak mencari pengganti di sisa waktu transfer.
Keputusan ini tentu berisiko. Tanpa Isak, The Magpies harus mengandalkan Callum Wilson yang kerap diganggu cedera, atau berharap banyak pada penyerang muda.
Bagi fans Newcastle, kepergian Isak terasa seperti mundur selangkah setelah beberapa musim terakhir klub mulai naik daun. Namun, di dunia sepak bola modern, uang sering kali berbicara lebih keras daripada ambisi.
Reaksi Publik
Fans Liverpool jelas histeris. Media sosial penuh dengan postingan tentang Isak mengenakan jersey merah kebanggaan. Tagar #HereWeGo dan #WelcomeIsak merajai trending topic.
Sebaliknya, fans Newcastle meluapkan kekecewaan. Ada yang menyalahkan manajemen karena dianggap kurang ambisius. Ada juga yang maklum, menyadari bahwa menolak tawaran sebesar itu nyaris mustahil.
Kesimpulan, Lebih dari Sekadar Transfer
Transfer Alexander Isak ke Liverpool adalah drama klasik sepak bola modern. Uang besar, ambisi klub, tekad pemain, dan emosi suporter bercampur menjadi satu cerita.
Bagi Liverpool, ini adalah langkah strategis. Mereka mendapatkan striker yang bukan hanya tajam, tapi juga cocok dengan filosofi Arne Slot. Dengan harga mahal, ekspektasi pun setinggi langit.
Kini, pertanyaannya sederhana tapi berat, bisakah Isak membuktikan dirinya sepadan dengan label pemain termahal Premier League?
Satu hal pasti, para pendukung Liverpool akan menyambut setiap golnya dengan teriakan penuh kebanggaan di Anfield. Dan bagi dunia sepak bola, ini menjadi bukti lagi bahwa drama bursa transfer tidak pernah kehilangan magisnya.(*)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI