Mohon tunggu...
Tiyarman Gulo
Tiyarman Gulo Mohon Tunggu... Penulis

Menulis adalah jalan cuanku!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Puan Maharani Urai Kode Kritik Rakyat, Negara Konoha & Bendera One Piece!

15 Agustus 2025   15:33 Diperbarui: 15 Agustus 2025   14:16 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di Depan Prabowo, Puan Puji Indonesia Gelap & Bendera One Piece JPNN.COM

Anda adalah seorang penjelajah waktu dari tahun 2004 yang tiba-tiba mendarat di Gedung DPR RI pada pertengahan Agustus 2025. Di hadapan Anda, di panggung paling sakral dalam tata negara Indonesia, Ketua DPR sedang menyampaikan pidato resminya. Suasananya khidmat, semua orang menyimak dengan serius. Tiba-tiba, dari podium itu keluar kalimat-kalimat aneh, "negara Konoha", "bendera One Piece".

Anda mungkin akan mengernyitkan dahi, mengira ada gangguan sinyal di mesin waktu Anda. Konoha? Bukankah itu desa fiktif dalam komik ninja? One Piece? Bukankah itu cerita tentang bajak laut karet? Apa hubungannya semua ini dengan pidato kenegaraan?

Selamat datang di Indonesia era digital, di mana bahasa kritik rakyat telah berevolusi sedemikian rupa hingga mampu menembus dinding tebal Gedung Parlemen. Dan Puan Maharani, sang Ketua DPR, tidak sedang salah bicara. Ia justru sedang melakukan sesuatu yang langka. Menjadi "penerjemah" dari kode-kode rahasia yang selama ini bertebaran di linimasa media sosial kita.

Dalam pidatonya di DPR, Puan Maharani mengakui kritik digital rakyat seperti "Negara Konoha", mendesak pemimpin untuk memahami pesan di baliknya. - Tiyarman Gulo

Ketika Bahasa Tongkrongan Menggema di Ruang Sidang

Jumat, 15 Agustus 2025. Sidang Tahunan MPR/DPR berlangsung seperti biasanya. Formal, terstruktur, dan penuh protokol. Namun, pidato Puan Maharani hari itu memberikan sebuah kejutan. Ia berbicara tentang hak rakyat untuk berserikat, berkumpul, dan menyatakan pendapat. Ini adalah tema klasik yang selalu relevan. Namun, yang membuat semua orang menoleh adalah caranya menjabarkan bentuk kritik di zaman sekarang.

Puan mengakui bahwa kritik tidak lagi datang dalam bentuk surat pembaca di koran atau demonstrasi dengan spanduk kain. Kritik kini hadir dalam wujud yang lebih lincah, kreatif, dan seringkali jenaka, memanfaatkan media sosial sebagai corong utamanya.

Lalu ia mulai menyebutkan "kamus" baru itu satu per satu. 

"Ungkapan tersebut dapat berupa kalimat singkat seperti 'kabur aja dulu', sindiran tajam 'Indonesia Gelap', lelucon politik 'negara Konoha', hingga simbol-simbol baru seperti 'bendera One Piece'," ucap Puan, dan sontak, ruang sidang yang hening itu terasa seperti diisi oleh riuh rendah percakapan dunia maya.

Mengupas Kamus Baru Kritik Rakyat

Bagi mereka yang tidak akrab dengan budaya internet, kalimat-kalimat itu mungkin terdengar seperti omong kosong. Tapi bagi jutaan anak muda Indonesia, itu adalah bahasa yang sarat makna. Mari kita bedah satu per satu "kode rahasia" ini.

"Negara Konoha" Sindiran Cerdas untuk Elite Politik

Istilah ini dipinjam dari anime populer Naruto. Konoha adalah nama sebuah desa ninja yang kuat, namun para petingginya seringkali digambarkan sibuk dengan intrik politik internal, perebutan kekuasaan, dan agenda tersembunyi. Sementara para elite bertarung, ancaman dari luar dan masalah di dalam negeri seringkali diabaikan, dan rakyat biasalah yang menjadi korban. Ketika netizen menyebut Indonesia sebagai "Negara Konoha", itu bukan sekadar lelucon. Itu adalah sindiran tajam bahwa mereka melihat para pemimpinnya terlalu sibuk dengan urusan politik mereka sendiri, seolah lupa pada tugas utamanya untuk menyejahterakan rakyat.

"Bendera One Piece" Simbol Pencarian Keadilan dan Kebebasan

Jika Konoha adalah sindiran, bendera tengkorak dengan topi jerami dari anime One Piece adalah sebuah simbol harapan. Karakter utamanya, Monkey D. Luffy, adalah seorang bajak laut yang berlayar untuk mencari kebebasan mutlak dan menentang "Pemerintah Dunia", sebuah entitas penguasa absolut yang korup dan menindas. Mengibarkan bendera One Piece di dunia maya adalah cara anak muda mengekspresikan keinginan mereka untuk melawan ketidakadilan, memperjuangkan kebenaran, dan mencari masa depan yang lebih baik, persis seperti kru Topi Jerami yang berlayar di lautan luas.

"Indonesia Gelap" & "Kabur Aja Dulu" Potret Keresahan yang Gamblang

Dua frasa ini lebih lugas. "Indonesia Gelap" adalah ungkapan pesimisme terhadap kondisi negara, entah itu karena masalah hukum, ekonomi, atau sosial. Sementara "kabur aja dulu" adalah cerminan dari rasa putus asa, di mana solusi terbaik yang terpikirkan oleh sebagian orang adalah meninggalkan negeri ini untuk mencari kehidupan yang lebih baik di tempat lain. Ini adalah kritik yang paling menyakitkan karena ia menunjukkan adanya erosi harapan.

Seni Mendengar Dari Kata, Pesan, Keresahan, hingga Harapan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun