Mohon tunggu...
Tiyarman Gulo
Tiyarman Gulo Mohon Tunggu... Penulis

Menulis adalah jalan cuanku!

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Di Balik Keputusan Abolisi Tom Lembong yang Mengejutkan

2 Agustus 2025   05:00 Diperbarui: 1 Agustus 2025   19:25 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menegakkan Prinsip. Seperti yang diungkapkan Menteri Hukum Supratman, usulan ini datang dari pihaknya dan kemudian diajukan oleh Presiden ke DPR. Ini menunjukkan bahwa ada keyakinan di dalam lingkaran kekuasaan bahwa kasus Tom Lembong memang bermasalah secara yuridis. Jadi, ini bukan sekadar langkah politik, tapi juga didasari oleh pertimbangan hukum.

Keterlibatan Sufmi Dasco, seorang petinggi Partai Gerindra, dalam pengumuman ini semakin menggarisbawahi bahwa ini adalah keputusan yang direstui penuh oleh koalisi penguasa.

Pesan untuk Indonesia dan Babak Berikutnya

Keputusan abolisi untuk Tom Lembong ini lebih dari sekadar nasib satu orang. Ia mengirimkan beberapa pesan penting. Pertama, sebuah penegasan bahwa kebijakan seorang pejabat publik seharusnya tidak serta-merta bisa dipidanakan, kecuali ada bukti niat jahat (mens rea) dan keuntungan pribadi yang jelas. Ini bisa menjadi yurisprudensi penting untuk melindungi pejabat lain di masa depan agar tidak takut mengambil keputusan.

Kedua, ini adalah penanda bahwa iklim politik Indonesia mungkin sedang bergerak ke arah yang lebih dewasa dan tidak terlalu pendendam. Tentu, akan ada suara-suara kritis yang mempertanyakan mengapa kerugian negara sebesar itu bisa "dihapuskan" begitu saja. Ini adalah perdebatan yang sah dan sehat dalam demokrasi.

Lalu, apa selanjutnya untuk Tom Lembong? Dengan namanya yang kini bersih dari catatan hukum, pintu kembali ke panggung publik terbuka lebar. Apakah ia akan kembali ke dunia bisnis, menjadi seorang teknokrat di pemerintahan, atau bahkan tetap menjadi suara kritis di luar kekuasaan? Hanya waktu yang akan menjawab.

Di Balik Hitam Putih Hukum

Kisah abolisi Tom Lembong adalah sebuah pengingat yang kuat bahwa hukum tidak selalu beroperasi di ruang hampa. Ia berkelindan erat dengan politik, kekuasaan, dan interpretasi atas keadilan itu sendiri.

Kasusnya membawa kita melampaui vonis sederhana tentang benar dan salah. Ia memaksa kita untuk merenung: di mana batas antara kesalahan kebijakan dan kejahatan korupsi? Seberapa besar peran rekonsiliasi politik dalam memengaruhi keputusan hukum?

Pada akhirnya, keputusan Presiden Prabowo ini bukan sekadar membebaskan satu orang. Ini adalah sebuah pernyataan sikap, sebuah manuver politik cerdas, dan sebuah taruhan besar untuk masa depan persatuan bangsa. Pertanyaan yang tersisa untuk kita semua adalah: apakah langkah besar ini akan menjadi fondasi dari sebuah rekonsiliasi nasional yang tulus dan kokoh, atau hanya jeda sesaat sebelum babak baru drama politik Indonesia dimulai?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun