Saat ditanya mengenai hal ini, pihak Kejaksaan Agung masih sangat berhati-hati. "Nanti kita tunggu seperti apa hasilnya," ujar Harli, seolah menyimpan sebuah kartu truf yang belum ingin ia buka.
Sikap misterius ini justru memicu berbagai spekulasi. Apakah GoTo, melalui salah satu unit bisnisnya seperti Tokopedia, berperan sebagai salah satu platform atau marketplace tempat transaksi pengadaan itu terjadi? Apakah mereka bertindak sebagai salah satu vendor atau pemasok? Atau, apakah mereka hanya diposisikan sebagai saksi yang kebetulan memiliki data atau dokumen yang bisa membantu penyelidikan? Atau kemungkinan terburuknya, adakah keterlibatan yang lebih dalam?
Semua kemungkinan ini masih mengambang. Namun, satu hal yang pasti, dengan menyita ratusan dokumen dan bukti elektronik, penyidik kini memiliki akses ke data internal, log percakapan, dan jejak transaksi digital yang mungkin bisa menjawab semua pertanyaan itu.
Bukan Sekadar Penggeledahan Biasa
Mengapa peristiwa ini begitu menggemparkan? Karena GoTo bukan sembarang perusahaan. GoTo adalah representasi dari kebangkitan ekonomi digital Indonesia. Jutaan orang bergantung pada layanannya setiap hari, mulai dari memesan makan siang, bepergian, hingga berbelanja online. Ribuan UMKM menggantungkan hidupnya pada ekosistem mereka.
Bagi investor, GoTo adalah salah satu emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia. Ia adalah "wajah" startup Indonesia di panggung global.
Penggeledahan oleh lembaga penegak hukum sekelas Kejaksaan Agung ke markas mereka mengirimkan sinyal yang sangat kuat. Ini adalah pesan bahwa tidak ada entitas yang kebal hukum, sebesar atau se-digital apapun ia. Peristiwa ini bisa berdampak pada kepercayaan investor, harga saham, dan persepsi publik terhadap tata kelola perusahaan di industri teknologi secara umum.
Setelah Pintu Didobrak, Apa Selanjutnya?
Kini, bola panas ada di tangan penyidik Kejaksaan Agung. Ratusan dokumen fisik dan data elektronik yang disita akan dianalisis helai demi helai, bit demi bit. Proses ini akan memakan waktu, namun hasilnya akan sangat menentukan arah kasus ini selanjutnya.
Jejak digital yang tertinggal dalam server, email, dan aplikasi percakapan bisa menjadi kunci untuk mengungkap siapa saja yang terlibat, bagaimana alur uang bergerak, dan apakah ada konspirasi tersembunyi di balik proyek pengadaan Chromebook ini.
Babak baru dalam kasus ini telah resmi dimulai. Pintu markas GoTo mungkin telah ditutup kembali setelah penggeledahan, namun kotak pandora berisi data dan informasi kini telah terbuka lebar di ruang penyidikan.
Dunia kini menunggu dengan cemas, apakah dari dalam kotak itu akan muncul nama-nama baru, bukti-bukti baru, dan sebuah kejelasan yang akan menentukan nasib banyak pihak, termasuk sang raksasa teknologi itu sendiri.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI