Krisis iklim dan transisi global menuju energi bersih telah menjadi isu mendesak yang perlu disikapi secara serius, termasuk melalui dunia pendidikan. Sayangnya, materi tentang energi terbarukan masih sering diajarkan secara teoritis dan kurang memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik. Menanggapi hal tersebut, Tim Peneliti STEAM Universitas Negeri Jakarta (UNJ) yang dipimpin oleh Dr. Achmad Ridwan, M.Si., dengan anggota tim Ella Fitriani, M.Pd., Ph.D; Tiwi Nur Astuti, S.Pd., M.Pd.; Irfan Syamil Rayhansyah; Ailsa Asmi Andini berkolaborasi dengan Prof. Yuli Rahmawati, M.Sc., Ph.D. dan Klub Belajar eLPi, mengembangkan sebuah terobosan inovatif: Kit Pembelajaran Berbasis Dilemma-STEAM untuk topik energi terbarukan.
Kit ini dirancang untuk menjembatani kesenjangan antara teori dan praktik, menghadirkan pembelajaran yang nyata, menyentuh, dan kontekstual. Melalui pendekatan STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, Mathematics) yang dipadukan dengan skenario dilema, siswa tidak hanya memahami konsep sains tetapi juga mengasah kemampuan berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, dan keterampilan memecahkan masalah dalam menghadapi tantangan teknis yang realistis.
Produk yang dikembangkan terdiri atas empat kit pembelajaran Do-It-Yourself (DIY), yaitu:
1.Lampu Tenaga Angin,
2.Lampu Tenaga Air,
3.Mobil Tenaga Karet,
4.Pompa Air Tenaga Surya.
Setiap kit dirancang agar siswa dapat mengalami secara langsung proses merakit, menguji fungsi, mengevaluasi hasil, dan mencari solusi dari berbagai masalah yang muncul. Elemen "dilemma" sengaja diintegrasikan untuk memicu diskusi dan mendorong siswa membuat keputusan berdasarkan pertimbangan ilmu pengetahuan, etika, dan keberlanjutan.
“Pengembangan kit ini merupakan bagian dari komitmen kami untuk memajukan pendidikan sains yang aplikatif dan relevan dengan tantangan masa kini. Kami ingin menciptakan pengalaman belajar dimana siswa merasa terlibat dan mampu berkontribusi langsung dalam mencari solusi untuk masa depan yang lebih berkelanjutan,” ujar Dr. Achmad Ridwan, M.Si., selaku ketua tim pengembang.Kit Dilemma-STEAM ini diharapkan dapat menjadi alat pembelajaran yang efektif bagi guru-guru di sekolah untuk menerapkan model pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) yang menyenangkan dan bermakna. Kehadirannya diharapkan dapat menginspirasi generasi muda untuk lebih peduli terhadap isu lingkungan dan membekali mereka dengan keterampilan yang diperlukan di abad ke-21.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI