Bahwa setiap orang ingin tampil sempurna, itu tak bisa dipungkiri, namun demikian kita juga harus menyadari ada batas-batas usia tertentu di mana tampil cantik tersebut masih diperlukan. Â Anggap saja, pada usia kanak-kanak hingga remaja, tampil apa adanya sudah dianggap cantik. Â Untuk usia dewasa muda, tampil cantik adalah bisa ditambah dengan polesan atau make up, sekedar menutupi kerutan-kerutan tipis. Â Namun untuk usia dewasa lanjut, yang sekiranya kerutan-kerutan sudah mulai sulit ditutupi, ada baiknya kembali kepada metode yang dilakukan kanak-kanak hingga remaja, yaitu tampil apa adanya saja. Â Sebab, dengan segala hormat, pada usia ini penampilan lahiriah seseorang sudah memburuk. Â Kerutan di wajah mulai tampak jelas, uban sudah mulai tumbuh, bentuk tubuh sudah berubah.Â
Bagi kaum dewasa lanjut, jika pun dipaksakan memoles diri untuk tampil cantik bagaikan saat dewasa muda, akan sulit untuk mencapai hasil maksimal. Â Ada banyak terlihat di kalangan-kalangan tertentu yang masih giat merias diri dalam masa dewasa lanjut. Â Hasilnya terlihat mereka seperti sedang berperang melawan umur, dan dari pertempuran tersebut, tampak jelas mereka sudah kalah.
Jadi, seperti kata sebagian kaum bijak bestari, kecantikan lahir itu manifestasi dari kecantikan dari dalam diri. Â Kecantikan tersebut menguar dari dalam, membuat wajah tampak berseri dan nyaman di pandang mata. Â Lihatlah, mengapa sejelek apa pun wajah seorang anak-anak, akan tetap nyaman dipandang mata, karena hati mereka masih bersih. Â Mulai sejak remaja hingga dewasa muda, mulailah suasana jiwanya mempengaruhi kecantikan wajahnya. Â Kemudian, alangkah baiknya jika kaum dewasa lanjut memperbaiki suasana jiwanya menjadi jiwa-jiwa yang baik, agar kebaikan jiwa tersebut menguar keluar dan menjadikan cantik lahir tanpa perlu dipoles dengan alat-alat kecantikan yang kian hari kian meningkat pesat penjualannya.
Jadi, sekali lagi, dalam hal menjaga kecantikan jangan coba-coba berperang melawan umur, karena kita tak akan pernah menang.
Tangerang, 12 Oktober 2022
