Mohon tunggu...
Tito Prayitno
Tito Prayitno Mohon Tunggu... Notaris - Notaris dan PPAT

Ayah dua orang putri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cantik Milik Kaum Muda

12 Oktober 2022   11:25 Diperbarui: 12 Oktober 2022   11:28 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

SEORANG pria uzur, iseng-iseng menunjukkan WA Group yang berisi foto rekan-rekannya yang sedang berkumpul, selaku para pensiunan di kampung halamannya, kepada putri sulungnya yang menginjak usia 23 tahunan.  Celakanya, seperti kebiasaan umat manusia di manapun berada, jika sudah berkumpul dengan teman sebaya acapkali lupa akan usia di kandung badan.  Pose foto lengkap, dari mulai yang duduk rapi berjajar, gaya bebas, angkat jempol hingga loncat-loncat seperti orang kesurupan, tak jelas sehabis bergaya di depan kamera apakah ada yang celaka, terkilir ataupun sekedar salah urat.

Sang putri, yang sejak kecil terbiasa bicara tanpa saringan, dengan enteng bertanya, "Siapa itu Yah? Sekumpulan nenek-nenek dan kakek-kakek?".  Sang Ayah tercengang-cengang dan urung menunjukkan foto berikutnya, khawatir sang anak gadis kesayangannya membaca komentar celotehan nakal rekan-rekannya. 

Ada yang bilang: "Aduhai cantiknya, wah masih gagah seperti dulu...", dan sebagainya yang ternyata di pandangan generasi yang lebih muda, cantik dan gagah teman-teman kecilnya tiada arti sama sekali.

Pada kesempatan lain, masih episode pengalaman sang pria uzur, namun kali ini dalam kesempatan berjalan-jalan di sebuah mall di Kota Tangerang.  Kebetulan, di panggung umum, sedang ditampilkan kelompok paduan suara ibu-ibu paruh baya, dengan gerak dan lagu bagai anak muda belia.  Para suami, menjadi penonton.  Ada yang bersemangat, biasa-biasa saja namun sebagian besar tampak ogah-ogahan dan bosan setengah mati menjadi penonton para istrinya tampil di depan publik, mungkin oleh sebab setiap latihan sebelum tampil sudah berulang-ulang menonton penampilan sang istri, atau mendengar cerita siang malam tentang paduan suara para emak tersebut. 

Kali ini putri bungsu sang pria uzur unjuk tanya, "Yah, bunda kalau tampil paduan suara seperti mereka juga kah?".  Sang ayah, yang dari awal sudah tidak terlalu tertarik menyaksikan kendatipun sambil lalu, hanya menjawab, "Nggak Nak, kalau bunda lebih professional dan relative masih cantik-cantik.".  Kendatipun dalam hati berujar, "Yaaah sebelas dua belas lah...namanya juga sudah ibu-ibu.".  Kebetulan sang ibu anak-anaknya aktif di kelompok paduan suara organisasi profesinya.

Beberapa waktu terakhir, entah siapa yang memulai, dress code pada saat acara-acara reuni teman sekolah menggunakan seragam SMA.  Jika usia para peserta reuni, masih dua atau lima tahun di atas usia anak SMA, mungkin tidak terlalu menjadi persoalan.  Anggap saja sedang melihat anak SMA yang tidak naik kelas lima tahun.  Namun, acapkali usia para peserta reuni tersebut sudah berbilang dua tiga puluhan tahun di atas usia SMA.  Untuk kasus ini, bukan tak mungkin bisa membuat anak-anak SMA asli muak semuak muaknya.  Jika tak percaya, tanyakan saja sama anak SMA ori tadi, saat , menyaksikan perilaku para anak SMA KW tersebut.

Lain perilaku dalam penampilan dalam upaya tampil muda, lain pula perilaku sebagian kaum hawa dan tidak sedikit juga kaum pria metroseksual dalam melakukan perawatan wajah.  Demi tampil cantik rupawan, mereka tak segan merogoh kocek guna menyambangi para ahli kecantikan yang belakangan ini menjamur bagaikan cendawan di musim penghujan.  Tak mau kalah dengan kecantikan yang senyatanya, beberapa fitur di gawai-gawai telpon pintar juga menampilkan foto cantik, yang entah bagaimana caranya hasil foto bisa menampilkan wajah yang jauh lebih cantik dari wajah aslinya.  Dan tak jarang, si pemilik wajah merasa sangat puas melihat hasil foto tipu-tipu tersebut, kemudian mengunggahnya di media social.  Dan gawatnya, para teman yang tahu belaka wajah asli pemilik, berbarengan menyampaikan segala puja puji akan kecantikan wajah artifisial tersebut. 

Produsen dan penjual alat kosmetik, baik dari mulai perawatan kulit, rambut, muka dan sebagainya bagaikan mendapat durian runtuh dengan fenomena perlombaan tampil cantik para anak Adam dan Hawa di muka bumi, di seluruh dunia dalam beberapa tahun terakhir ini.

Cantik Rupawan Menguar dari Dalam

Kecantikan pada dasarnya didefinisikan sebagai suatu yang indah dan menarik.  Kriteria cantik seorang wanita adalah bertubiuh ideal, berkulit putih, berambut lurus hitam serta panjang.  Dengan hadirnya globalisasi, makna kecantikan kemudian menjadi seragam di setiap daerah dan negara.

Dengan adanya keseragaman inilah yang menyebabkan produk perawatan kulit laku keras di pasaran, karena banyak yang berlomba-lomba memiliki kulit putih mulus, tak peduli apakah kulit aslinya berwarna selain putih.  Banyak kasus akibat ingin tampil putih, seseorang memiliki wajah yang putih, namun kulit tangan dan kaki tidak seputih atau tidak mendekati putihnya kulit wajah.

Bahwa setiap orang ingin tampil sempurna, itu tak bisa dipungkiri, namun demikian kita juga harus menyadari ada batas-batas usia tertentu di mana tampil cantik tersebut masih diperlukan.  Anggap saja, pada usia kanak-kanak hingga remaja, tampil apa adanya sudah dianggap cantik.  Untuk usia dewasa muda, tampil cantik adalah bisa ditambah dengan polesan atau make up, sekedar menutupi kerutan-kerutan tipis.  Namun untuk usia dewasa lanjut, yang sekiranya kerutan-kerutan sudah mulai sulit ditutupi, ada baiknya kembali kepada metode yang dilakukan kanak-kanak hingga remaja, yaitu tampil apa adanya saja.  Sebab, dengan segala hormat, pada usia ini penampilan lahiriah seseorang sudah memburuk.  Kerutan di wajah mulai tampak jelas, uban sudah mulai tumbuh, bentuk tubuh sudah berubah. 

Bagi kaum dewasa lanjut, jika pun dipaksakan memoles diri untuk tampil cantik bagaikan saat dewasa muda, akan sulit untuk mencapai hasil maksimal.  Ada banyak terlihat di kalangan-kalangan tertentu yang masih giat merias diri dalam masa dewasa lanjut.  Hasilnya terlihat mereka seperti sedang berperang melawan umur, dan dari pertempuran tersebut, tampak jelas mereka sudah kalah.

Jadi, seperti kata sebagian kaum bijak bestari, kecantikan lahir itu manifestasi dari kecantikan dari dalam diri.  Kecantikan tersebut menguar dari dalam, membuat wajah tampak berseri dan nyaman di pandang mata.  Lihatlah, mengapa sejelek apa pun wajah seorang anak-anak, akan tetap nyaman dipandang mata, karena hati mereka masih bersih.  Mulai sejak remaja hingga dewasa muda, mulailah suasana jiwanya mempengaruhi kecantikan wajahnya.  Kemudian, alangkah baiknya jika kaum dewasa lanjut memperbaiki suasana jiwanya menjadi jiwa-jiwa yang baik, agar kebaikan jiwa tersebut menguar keluar dan menjadikan cantik lahir tanpa perlu dipoles dengan alat-alat kecantikan yang kian hari kian meningkat pesat penjualannya.

Jadi, sekali lagi, dalam hal menjaga kecantikan jangan coba-coba berperang melawan umur, karena kita tak akan pernah menang.

Tangerang, 12 Oktober 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun