Mohon tunggu...
Tito Prayitno
Tito Prayitno Mohon Tunggu... Notaris - Notaris dan PPAT

Ayah dua orang putri

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Perut Tak Bisa Menunggu

30 September 2020   10:50 Diperbarui: 30 September 2020   11:00 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kuliner. Sumber ilustrasi: SHUTTERSTOCK via KOMPAS.com/Rembolle

Selera Tak Bisa Diatur

Jika kita cermati, kondisi para pedagang makanan di atas nyaris semuanya terpulang kepada selera masing-masing orang.  Contohnya dalam hal pedagang bubur ayam, bisa jadi manakala pertama kali menggelar dagangan, yang datang adalah orang-orang yang memiliki selera yang tidak sejalan dengan sang pedagang, sehingga mereka setelah sekali membeli, tidak kembali lagi untuk makan kedua, ketiga dan seterusnya.  Alih-alih mengajak handai taulannya mengudap bersama di sana.  

Namun seiring berjalannya waktu bisa jadi ada satu dua pelanggan yang merasa cocok seleranya dan menjadi pelanggan tetap dan mengajak sanak saudara yang memiliki kesamaan selera.  Jumlah penduduk yang relative padat di kota Tangerang, menjadi factor utama banyaknya orang yang memiliki kesamaan selera, yang pada akhirnya denyut nadi kehidupan kedai bubur ayam tersebut dapat  diselamatkan.

Demikian juga halnya dengan selera pedas yang diakomodir oleh kedai nekat mie super pedas di kota Jakarta.  Jumlah penduduk yang relative besar, juga memungkinkan memiliki jumlah penyuka masakan pedas yang relative besar pula, sehingga keberadaan kedai kuliner dengan rasa pedas menjadi penjawab keinginan mereka.  Entah bagaimana nasib pedagang mie sejenis, jika membuka usahanya di daerah yang jumlah penduduknya tidak sebanyak penduduk ibu kota. 

Banyak kalangan yang berpendapat, bahwa dalam hal selera terhadap makanan dan minuman, setiap orang memiliki pendapat masing-masing yang tidak bisa diperdebatkan, terutama dalam hal jenis masakan.  Bisa jadi seeorang tidak menyukai jenis makanan yang berbumbu kuat, namun orang yang lain justru sangat menyukainya.  

Untuk sebuah daerah yang penduduknya jarang dan homogen, mungkin tidak terlalu menjadi persoalan bagi pedagang kuliner, namun akan berbeda halnya dengan daerah yang penduduknya relative besar dan heterogen.  

Sebagai contoh di daerah Jakarta, di sini semua kemungkinan bisa terjadi dalam hal jenis makanan, sebab akan ada orang yang memiliki selera yang sama dalam jumlah yang besar juga atau sebaliknya. Jadi jika seorang pedagang makanan ingin mengadu peruntungan dengan cara mencoba menjual jenis makanan apa pun, sepanjang digelar di daerah yang ramai dikunjungi orang, maka kemungkinan untuk tidak didatangi pelanggan adalah sangat kecil.

Dalam hal selera pun setiap orang memilki kategori yang berbeda.  Ada jenis orang yang bisa merasakan sensasi rasa dengan sempurna, sehingga bisa membedakan gradasi rasa dengan tingkat yang sangat sensitive, namun ada juga orang yang tidak memiliki sensitifitas dalam hal rasa, sehingg semua makanan dianggap sama.  Tidak ada yang tidak lezat, semua makanan dianggap lezat belaka.  Bahkan ada yang hanya bisa membedakan makanan ke dalam dua macam, yaitu: makanan dengan rasa enak dan makanan dengan rasa enak sekali.

Orang-orang yang gemar makan tersebut, juga dalam pendekatannya memiliki sifat yang unik.  Ada jenis orang yang gemar makan kesana kemari hanya untuk mencicipi, dan menjadikannya pengalaman pribadi.  Ini biasa disebut dengan istiah eatie, di sisi lain ada orang yang gemar berburu makanan ke sana kemari kemudian menyebarluaskan pengalaman makanannya kepada handai taulan bahkan kepada khalayak.  

Baik dengan cara cerita kian kemari, dari mulut ke mulut, maupun denngan mengunggah ke media massa, maupun media social.  Syukur-syukur jika orang seluruh dunia tahu dan menyimak serta menyukai unggahannya.  Orang jenis ini biasa diberi gelar foodie, yang pada masa belakangan ini banyak bertebaran dan berseliweran di media sosial dan konten-konten youtube.

Tangerang, 30 September 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun