Mohon tunggu...
Tito Tri  Kadafi
Tito Tri Kadafi Mohon Tunggu... Guru - Pendiri Bastra ID (@bastra.id)

Bukan anak gembala, tetapi selalu riang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Keroyokan Tonton Teater: Tetap Beresensi di Tengah Pandemi

27 September 2020   21:18 Diperbarui: 27 September 2020   21:22 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keroyokan Tonton Teater. Begitulah judul yang disematkan oleh sekelompok mahasiswa yang tergabung pada mata kuliah Kajian Drama di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 

Setiap tahun, mahasiswa yang mengikuti mata kuliah ini bukan saja dituntut untuk memiliki kemampuan menampilkan drama, yang didasari teori di kelas saja, mahasiswa juga perlu melakukan magang baik individu atau pun berkelompok di tempat produksi drama/teater. 

Tidak seperti yang dahulu dilakukan, di masa pandemi saat ini, melakukan magang juga menjadi hambatan bagi beberapa mahasiswa, terutama dengan adanya kebijakan belajar di rumah saja dan larangan berkerumun.

Keroyokan Tonton Teater merupakan inisiasi yang dilakukan oleh Kelompok Kajian Drama yang berkolaborasi dengan Bastra ID, komunitas sosial yang bergerak di bidang bahasa dan sastra, serta dengan Klub Teater yang mengadakan pementasan virtual. 

Para mahasiswa lebih dulu mengajak orang-orang untuk turut menonton, dan akan melakukan observasi terhadap pertunjukan yang ditampilkan. Misal saja Kelompok 4 Kajian Drama yang terdiri atas 5 orang mahasiswa, yakni Tito Tri Kadafi, Fitriana Rahayu, Dwina Putri Kamila, Garris Pelangi, dan Siti Nurhasanah.

Mereka turut berkolaborasi dengan ArtSwara Production, rumah produksi yang menyelenggarakan pementasan monolog musikal bertajuk Srintil, yang diadaptasi dari novel Ronggeng Dukuh Paruk, pada 18 s.d. 19 September 2020 melalui kanal YouTube Indonesia Kaya.

Tidak hanya sebatas menonton, 4 hari setelahnya, para mahasiswa ini juga turut menginisiasi penyelenggaraan diskusi yang berjudul Dari Novel ke Serangkai Tembang Duka dengan menghadirkan tiga narasumber, yakni Maera (Produser Eksekutif ArtSwara Production), Ava Victoria (Penata Musik Monolog Musikal Srintil), dan Rosida Erowati (Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Jakarta).  

"Drama musikal itu pekerjaan yang manusianya perlu lebih banyak pakai hati, dibanding memikirkan materi." 

Awal Maera, ketika ditanya mengenai produksi drama musikal. Tidak hanya itu, Maera turut menjabarkan bagaimana proses praktis dalam memproduksi suatu pementasan, mulai dari penulisan naskah, pemilihan pemain, hingga aksi di atas panggung.

Penyelenggaraan drama musikal juga lebih kompleks daripada konser musik. Begitu Ava Victoria, penata musik di pementasan ini menceritakan pengalamannya. Menurutnya, dalam drama musikal, pemain perlu bernyanyi dari hati. Emosi yang dikeluarkan juga perlu sama seperti apa yang mau dibicarakan. Komposer akan lebih banyak mengeksplorasi. 

"Termasuk ketika Srintil kemarin, tim penata musik harus menggabungkan musik pop dan calung banyumas" lanjutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun