Mohon tunggu...
Tito Adam
Tito Adam Mohon Tunggu... Jurnalis - Social Media Specialist | Penulis | Fotografer | Editor Video | Copy Writer | Content Writer | Former Journalist

Senang untuk belajar dan belajar untuk senang | Instagram @titoadamp | Email titoadamp@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Isra Miraj Ajarkan Kita, Perjalanan Terdahsyat Umat Manusia Diawali karena Kehilangan dan Diakhiri dengan Cinta

12 Maret 2021   07:28 Diperbarui: 12 Maret 2021   07:46 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber: The asian parent

Kalau ditanya apa perjalanan terdashyat umat manusia yang pernah terjadi di dunia, saya akan menjawab Isra Miraj. Karena tidak ada perjalanan spiritual yang bisa terjadi dalam satu malam, lalu bertemu makhluk Allah terbaik hingga berdialog langsung dengan Sang Pencipta.

Saya bukanlah orang yang paling berilmu mengenai ini, tetapi ini merupakan pandangan saya sebagai kaum milenial melihat perjalanan orang yang paling saya kagumi.

Rasulullah melakukan perjalanan Isra, dari Masjidil Haram di Mekkah ke Baitul Maqdis di  Yerussalem dan Miraj, dari Baitul Maqdis ke Sidrotul Muntaha (langit ketujuh).

Perjalanan yang tidak hanya berpindah antara sumbu x, tetapi juga perpindahan dari sumbu x ke sumbu y. Itu jika diumpamakan dalam bentuk matematika dasar.

Umpama dilihat dari film masa kini, perjalanan ini seakan menggunakan space stone untuk melakukan perjalanan antar ruang dan waktu. Sedangkan perjalanan naik ke atas, seakan menggunakan bifrost milik bangsa Asgard menuju ke langit ketujuh.

Perjalanan yang membuat kagum banyak makhluk di muka bumi. Sebuah perjalanan yang diawali dari kehilangan dan diakhiri  oleh sebuah cinta.

Rasulullah melakukan perjalanan ini saat sedang terpukul karena kehilangan dua orang terdekat dan tersayang, paman dan istri Rasulullah. Bukan perkara mudah kehilangan mereka, Abu Thalib adalah sosok pelindung bagi Rasulullah. Sedangkan khadijah adalah orang yang pertama kali percaya Nabi Muhammad SAW menerima wahyu dari Allah.

Tentu, itu adalah sebuah kehilangan yang teramat besar bagi Rasulullah. Apalah kita ditolak cinta sudah sangat terpukul.

Perjalanan spiritual ini jadi bukti, sebagai Rasul utusan Allah, Nabi Muhammad sangat mencintai seluruh umat manusia yang ada di muka bumi. Meskipun dia sedang bersedih.

Coba bayangkan saja, Rasulullah menerima perintah Salat 50 waktu dalam sehari dan akhirnya sepakat Salat menjadi 5 waktu. Ini bukan sekedar 'nego' seperti kamu menawar barang. Rasulullah meminta keringanan kepada Allah SWT, sang pemberi kehidupan, agar perintah salat tidak memberatkan umat manusia.

Bertemu (melihat) langsung dengan Allah SWT merupakan hal yang tidak pernah terjadi sebelumnya bagi manusia. Hanya Rasulullah yang diberikan kesempatan itu.

Sebelum Rasulullah, Nabi Musa pernah bermunajat secara langsung untuk bisa bertemu dengan Allah SWT. Namun, Nabi Musa tidak mampu untuk melihatNya.

Seperti yang tertuang dalam QS, Al-A'raf 143: 

"Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa: "Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau". Tuhan berfirman: "Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi Lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku". Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata: "Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman".

Tidak hanya sekadar bertemu Allah SWT, Rasuluah juga bertemu dengan beberapa nabi setiap kenaikan hingga ke langit ketujuh. Bahkan, Rasulullah "melihat" isi surga dan neraka, baik dan buruk yang akan diterima setiap manusia kelak.

Tentu, siapa sih yang tidak kagum melihat Rasulullah mampu melakukan perjalanan ini di tengah kesedihannya. Bahkan, selama perjalanan itu, Rasulullah memikirkan umatnya. Bukan, bukan hanya perjalanan itu saja, tetapi selama hidup hingga jelang wafatnya, Rasulullah selalu memikirkan umatnya.

Apalah kita, terutama saya, yang sudah putus asa ketika kehilangan orang tersayang. Kehilangan seorang ayah lebih dari satu dekade, namun masih saja bersedih dan memikirkan diri sendiri.

Perjalanan Isra Miraj ini adalah perjalanan batin, pikiran dan hati untuk menjadi tangguh. Ini pelajaran yang sangat berat dilakukan namun gampang untuk diucapkan.

Isra Miraj hanya pembelajaran dari Allah SWT kepada Rasulullah SAW untuk seluruh umat manusia. Pembelajaran sebuah perjalanan spiritual, dari Ilmul Yaqin (meyakini) berubah menjadi Ainul Yaqin (percaya karena usai mengalami langsung).

Sudah banyak nikmat, bukti dan cerita tentang kebesaran Allah SWT dengan cintaNya kepada manusia. Sebagai penulis, saya masih terus berusaha memantaskan diri dan semoga tulisan ini bisa ajak semua yang membaca ikut belajar dalam perjalan spiritual ini.

Sumber : 1, 2, 3

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun