Stroke merupakan kondisi ketika pasokan darah ke otak terganggu akibat penyumbatan atau pembuluh darah pecah. Penyakit stroke ini tidak memandang usia, bisa saja orang terkena stroke di usia muda seperti salah seorang remaja yang sedang viral saat ini karena stroke akibat sering begadang.
Nah sebenarnya apa sih hubungannya stroke sama begadang? Apakah begadang bisa membuat stroke?
Simak penjelasannya, di bawah ini!
Dilansir dari cuitan twitter milik akun Rizal do (@afrkml) pada (07/06), seorang nurse educator menanggapi seorang remaja yang viral karena stroke dan mencoba untuk meluruskan mengenai begadang bukan penyebab strok. Akan tetapi penyebab stroke adalah pendarahan pada pembuluh darah otak atau terdapat sumbatan pembuluh darah otak yang membuat nutrisi dan oksigen tersumbat sehingga jaringan otak bisa mati.
Lalu, apa hubungannya begadang dengan stroke?
Menurut Rizal do di akun twitternya menyebutkan bahwa banyak penelitian yang menunjukkan kurang tidur bisa meningkatkan risiko hipertensi. Penyakit hipertensilah yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena stroke. Hipertensi merupapakan faktor penyebab yang sering terjadi pada penderita stroke, bahkan di usia muda sekalipun. Dia juga menyebutkan bahwa kebanyakan orang penderita hipertensi tidak bergejala. Karena tidak bergejala, seringkali orang menganggap sehat-sehat saja padahal tekanan darahnya mencapai 200/mmHg. Oleh karena itu, hipertensi disebut juga dengan “silent killer”.
Kemudian ia juga menanggapi apabila seseorang yang lebih aktif di tengah malam,
“…., perasaaan lebih berkonsentrasi, produktif, dan aktif di tengah malem bisa disebabkan oleh ulah kortisol yang diproduksi akibat kamu melek pada jam tidur (begadang). Hormon tersebut punya efek positif terhadap alertness dan feeling of activeness. Padahal, kortisol kan hormon stress.” tulisnya.
Di tengah cuitannya, Rizal do juga memberikan nasihat untuk menerapkan “Early Bed Early Wake”, yaitu tidur lebih awal dalam keadaan ruangan gelap dan bangun lebih awal pula di pagi hari untuk beraktivitas dengan ruangan terang.
Banyak anggapan bahwa tidur adalah kegiatan tidak produktif, padahal tidur juga baik untuk kesehatan. Tidur merupakan waktu yang diperlukan untuk memperbaiki dan menyiapkan energi yang akan digunakan setelah periode istirahat. Penelitian telah menunjukkan bahwa gangguan tidur berkaitan erat dengan faktor-faktor risiko stroke seperti diabetes, hipertensi, dan obesitas. Ketidakcukupan kualitas dan kuantitas tidur dapat merusak memori dan kemampuan kognitif, jika hal ini berlanjut hingga bertahun-tahun maka akan berdampak pada tekanan darah tinggi, serangan jantung, stroke, hingga masalah psikologis seperti depresi dan gangguan perasaan lain.